oleh

TRAGEDI PDI-P

-OPINI-148 Dilihat

Terlepas dari itu, tawaran PDI-P terlalu mahal setelah posisinya melemah menyusul terbentuknya Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) — terdiri dari Nasdem, Demokrat, dan PKS — dan meleburnya Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) kedalam koalisi PKB-Gerindra.

PDI-P kini sendirian dan tak punya kekuatan untuk mendikte parpol lain. Kendati bisa mengusung capres-cawapres sendiri, PDI-P butuh koalisi dengan parpol lain untuk bisa memenangkan calonnya. Sayangnya, nilai jual Puan sebagai bacapres rendah.

Dalam konteks usia Megawati yang terbilang sudah uzur dan keberlanjutan trah Soekarno, pilpres 2024 sangat krusial. Kalau Puan tak jadi presiden, ketika Mega masih berperan penting, kemungkinan peluangnya untuk itu hilang untuk selamanya.

Pasalnya, pada pilpres 2029 usia Mega (kalau beliau masih umur panjang) sudah mencapai 82 tahun. Usia ini tentunya sudah sangat uzur sehingga kemungkinan ia telah surut dari panggung politik. Dengan demikian, cita-cita Puan menjadi presiden harus dikuburkan dalam-dalam.

Baca Juga  Hasto Tersangka, Masihkah Publik Menunggu Video Dari Conie?

Kalau Puan hanya menjadi wapres dari hasil pilpres mendatang, cita-cita menjadi RI1 juga akan hilang. Apalgi kalau ia menjadi wapres dua periode. Menurut para pakar hukum tatanegara, capres-cawapres adalah satu paket. Dus, kalau seseorg telah menjadi wapres dua periode, maka dia tak boleh lagi berkompetisi dalam pilpres sebagai capres. Smith Alhadar/Penasihat Institute for Democracy Education (IDe)

Itulah sebabnya, Mega ngotot Puan harus menjadi bacapres dalam pilpres kali ini. Now or never. Itu juga yang menjd alasan mengapa Ganjar, kader PDI-P dengan elektabilitas tinggi, harus disingkirkan dari arena kontestasi pilpres.

Baca Juga  Apakah Prabowo, KPK, Polri dan Kejaksaan mau Legalkan Korupsi rezim Jokowi?

Kalau saja PDI-P jd bergabung dengan koalisi besar dengan Puan sebagai bacapres peluang menang memang terbuka meskipun ia harus bersaing dengan mantan Gubernur DKI Anies Baswedan yang cerdas dengan rekam jejak yang mengkilap. Sayangnya, kemungkinan itu kecil.

Bahkan, dalam konteks ini, koalisi besar akan bubar kalau Puan disetujui sebagian parpol dalam koalisi besar sebagau bacapres. Gerindra akan menarik diri. Besar kemngkinan PKB akan melakukan hal sama bila Cak Imin tidak menjadi apa-apa demi terbentuknya koalisi bersama PDI-P yang mengusung pasangan Puan-Airlangga.

Dengan kata lain, koalisi Gerindra-PKB akan meninggalkan koalisi besar. Kalau demikian, nilai jual Puan semkin anjlok sehingga besar kemungkinan KIB juga akan ogah bergabung dengan PDI-P.

Baca Juga  Ada RM di Kota Ternate Modern

Parpol lain mau bergabung dengan PDI-P kalau nilai jual Puan paling banter hanya dihargai sebagai bakal cawapres. Misalnya, sebagai bakal cawapres Prabowo. Ini pun berpotensi membuat Golkar dan PKB cabut dari koalisi. Kedua parpol bisa membentuk koalisi sendiri meskipun kemungkinan itu kecil.

Peluang Puan sebagai bacapres dengan dukungan koalisi besar (tanpa Gerindra) hanya mungkin kalau di-endorse Jokowi. Tetapiuntuk itu PDI-P harus lebuh dahulu mengemis pada Jokowi yang kini dalam kondisi kecewa berat karena kegagalan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.

Jokowi-lah kini pemegang kartu as dalam menentukan nasib PDI-P. Apakah Mega bersedia menurunkan gengsinya di hadapan Jokowi yang ia remehkan sebagai orang yang tdk ada apa-apanya tanpa PDI-P?

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed