oleh

GOT XXVI dan Cerita Opsi Kocak Sang Peserta Rapat itu [Part.41].

Di contoh lain,ketika membangun tempat ibadah,ada banyak fungsi yang melekat di situ.Selain jadi media beribadah [hablum minallah],dia adalah media konsolidasi umat,ada pesan hablum minannas,menjaga hubungan antar sesama demi keutuhan umat.Kenapa sering tersaji fakta bahwa ada klaim “kepemilikan” di situ???karena kita tak memahami filosofinya,sama artinya kita tak paham pesan agama.Tempat ibadah itu bukan simbol “gaya-gayaan” dan jadi gengsi kampung misalnya,bukan itu.

Baca Juga  Ditinggal Jokowi, PIK 2 Dihajar Massa

Ketika meletakan niat awal menghadirkan event GOT pertama kali saat itu,saya percaya ada filosofi yang hendak di pertaruhkan oleh mereka-mereka,yang bagi saya,punya visi brilian.Baiknya, dia berjalan bagai air yang mengalir,tanpa ada intervensi apapun di luar kepentingan olahraga sepakbola.Suka atau tidak, GOT telah jauh menjelma jadi event bergengsi,tidak saja di level Maluku Utara.Indikatornya,telah berapa banyak pemain top di negara ini yang pernah berlaga di event ini.Juga,sudah seberapa besar kontribusi ekonominya bagi daerah,hitung saja telah berapa banyak orang yang datang dari luar Tidore untuk menyaksikan event ini,yang telah bertitel,GOT XXVI tahun 2023,sebuah parade konsolidasi sosial dan ekonomis yang luar biasa dengan segala pernak-perniknya.

Baca Juga  Prabowo: "Jangan Korupsi"

Letakanlah visi besar di awal ketika hendak menggagas sesuatu dan konsisten menjalaninya,itu prasyarat standar sebuah kesuksesan.Saya tak mungkin menyalahkan peserta rapat yang memilih opsi membangun lapangan sepakbola lebih dulu ketimbang tempat ibadah tadi karena saya juga ragu,jangan-jangan “tesis”nya bisa benar.Wallahua’lam.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *