Beberapa waktu lalu, Walikota Ternate Dr.M.Tauhid Soleman, M.Si., mengemukakan gagasan Kota Ternate sebagai Sabua Kebangsaan.Pimikiran saya konotatif pada kata Sabua sebagaimana umumnya kita kenal sebutan tenti, tempat atau wadah pertemuan “tahlilan, kawinan, rapat umum’ yang isinya atau tempat berkumpulnya orang-orang dari beragam latar belakang social baik suku, agama, golongan, adat dan pandangan hidup.Makna terminologynya saya pahami sebagai sebuah konsepsi pruralisme.
Sebagai catatan, tulisan ini adalah opini pribadi saya, yang potensial tidak secara utuh menggambarkan konsep Tauhid Soleman yang sesungguhnya.
Saya mencerna Tauhid dengan konsepsi Sabua Kebangsaan sedang menarik masuk konsepsi pruralisme kedalam semangat kearifan local “Local Wisdom”.Tujuanya mungkin saja agar bisa dicerna secara local sehingga visi dan konsep Sabua Kebangsaan bisa dapat dan cepat membumi.
Kongklusinya, Sabua Kebangsaan boleh jadi respons visioner berbasis local Wisdom seorang Tauhid Soleman terhadap eksistensi social Kota Ternate yang prural kedalam issu pruralisme yang dalam dua dawarsa terakhir mendapat atensi dunia.Kita semua tahu bahwa Dunia sedang focus merespons gejala –gejala semangat superioritas budaya, agama kelompok baik suku, adat, agama, golongan, hingga pandangan hidup yang potensial destruktif bagi kelangsungan hidup manusia secara HAM, adil dan sejahtera. Sejarah pruralitas primordialisme, sektarian dll yang kelam, telah menuntun umat manusia dari waktu ke waktu untuk merekonstruksi kehidupan kearah pruralisme.Sabua Kebangsaan sesungguhnya pruralisme itu sendiri.
Secara umum pluralisme adalah sebuah pemahaman untuk menghargai adanya perbedaan di tengah kehidupan masyarakat sekaligus mengizinkan suatu kelompok berbeda untuk menjaga budaya sebagai bentuk ciri khas mereka.Pluralisme juga bisa diartikan sebagai kesediaan menerima keberagaman untuk hidup toleran pada tatanan masyarakat yang memiliki banyak perbedaan. Mulai dari suku, golongan, agama, adat hingga pandangan hidup.
Orang nomor satu Ternate ini menyadarai bahwa adanya upaya pluralisme membantu proses pengaplikasian tindakan yang fokus pada pengakuan terkait dengan kebebasan beragama, berfikir ataupun mencari informasi. Maka dari itu untuk bisa mencapai pluralisme suatu individu atau suatu kelompok membutuhkan kematangan visi pruralisme.
Geralrd O’Collins & Edward G. Farrugia menjelaskan pluralisme merupakan cara pandang fisiologis yang tidak menggambarkan semua prinsip maupun keyakinan pribadi.Namun ketersediaan untuk bisa menerima berbagai macam perbedaan atau keberagaman yang ada. Ruang lingkup dari pluralisme menurut Geralrd O’Collins & Edward G. Farrugia adalah politik, budaya dan agama.
Saya belum membaca secara utuh konsep Walikota Ternate ini, namun kecurigaan saya, spirit Sabua Kebangsaan Tauhid Soleman secara determinan hidup dari nilai-nilai dasar local wisdom Ternate -Moloku Kier aha, konsepsi kebangsaan Indonesia dan nilai teologis yang diyakini (Islam).
Dari sisi nilai-nilai kerifan local (local wisdom), Tauhid Soleman yang lahir dan tumbuh besar di ternate di lingkungan Kampung Makasar bertetangga dengan Kelurahan Gamalama yang heterogen dan prural membentuk watak seorang Tauhid Soleman sebagai manusia (khalifah fil ard)dan pemimpin yang nasionalis-pruralisme.
Nilai dasar dan spirit Sabua Kebangsaan Tauhid Soleman juga tumbuh dari nilai dasar kebangsaan Indonesia.Sebagai seorang pamong dan birokrat professional sampai terpilih sebagai Walikota Ternate, Tauhid Soleman pasti telah khatam dengan nilai-nilai 4 pilar kebangsaan yakni Pancasila, UUD 1945 NKRI dan Bhineka Tunggal.Spirit Sabua Kebangsaan itu lahir.
Spirit Sabua Kebangsaan (Pruralisme)ala Tauhid Soleman juga mungkin bertumbuh dan bersemi dari kesadaran teologis dan pergumulan nya dalam diskursus kontemporer.Dia mungkin membaca sejarah Rosulullah 14 abad silam tentang konsep yang tersohor Rosulullah yakni piagam Madinah.Tauhid melakukan langkah moderasi Piagam Madinah itu dalam spirit local wisdom Sabua Kebangsaan.Secara teologis, Tauhid terbaca menyadari manifestasi keiinsanannya menebar nilai-nilai Ilahiah dan memakmurkan bumi.Dalam aras dan spectrum ini. Tauhid wajib menciptakan kedamaian, persatuan dan keadailan yang hanya bisa tumbuh dan bersemi dari pruralisme.(lihat pengertian umum pruralisme diatas)
Urgensi.
Kota Ternate kita tahu bersama merupakan Kota yang prural/ heterogen, dimana beragam suku, agama, golongan, Ras dan pandangan hidup mendiami kota kesultanan ini sejak tempo doeloe.Dia skeptic atas persatuan, jika pruralitas Kota Ternate ini tidak dikelola dengan baik otomatis menghadirkan persoalan serius bagi kita semua.Kesadaran yang saya namakan sebagai kesadaran kemanusian dan spiritual itu telah menuntun nya dalam kosepsi Sabua Kebangsaan.
Tauhid Soleman terbaca haqqulyakin, visi dan konsep Sabua kebangsaan yang telah dia bumikan bersama komponen lain dalam beberapa tahun terakhir merupakan ikhtiar yang tepat dan strategis dalam menjawab tantangan dan potensi Kota Ternate.
Dikutip dari Wikipedia, Pruralisme oleh para ahli termafestasikan dalam berbagai bentuk antara lain Pluralisme Budaya, agama, .Pluralisme budaya, pruralisme social, pruralisme Ilmu pengetahuan dan pruralisme media.
Pruralisme budaya dimana sebuah kondisi budaya yang majemuk yang menggambarkan kondisi penerimaan budaya alternatif.Artinya orang-orang akan mampu hidup secara bersama dengan menerapkan sikap saling toleransi terhadap perbedaan budaya orang lain agar bisa tercapai pluratis.
Pluralisme agama sebenarnya memiliki konsep yang begitu luas, berkaitan dengan penerimaan terhadap agama yang berbeda yang digunakan dengan cara yang berbeda. Di Kota Ternate sendiri memiliki 6 agama yang diakui oleh pemerintah seperti Islam, Kriten, Katolik, Budha dan Konghucu. Lalu setiap warga Negara memiliki hak untuk memeluk salah satu agama dari keenam agama tersebut.
Pluralisme sosial merupakan sebuah paham untuk bisa menerima keberagaman berupa sikap saling menghormati dalam interaksi sosial yang terjadi antar individu maupun kelompok pada sebuah tatanan sosial.
Pluralisme ilmu pengetahuan merupakan sebuah keanekaragaman ilmu yang bisa menjadi faktor utama untuk pertumbuhan ilmu pengetahuan. Banyaknya teori yang muncul namun belum bisa dibuktikan kebenarannya menjadi bentuk kebebasan dalam berpikir ilmiah.Karena hal tersebut bisa disimpulkan jika ekonomi sosial termasuk bagian dari pluralisme ilmu pengetahuan. Adanya pluralitas ilmu pengetahuan juga bisa memperlihatkan sebuah hak individu dalam mengambil keputusan atas suatu kebenaran yang memiliki sifat menyeluruh bagi setiap individu.
Pluralism media merupakan keberagaman teknologi untuk bisa membantu manusia melakukan komunikasi, baik dalam jarak dekat maupun dalam jarak jauh. Karena hal itulah media menjadi salah satu sarana penyampaian informasi dan diakui atas keberadaanya. Selain itu ada banyak media yang bisa digunakan untuk menyampaikan suatu pendapat.
Tauhid Soleman Nampak sangat percaya pada teori bahwa kesuksesan kita membangun mindset pruralisme berbanding lurus dengan hadirnya manfaat antara lain membangun kemandirian. Dengan adanya pluralisme bisa membuat seseorang meningkatkan kemandirian dalam dirinya. Setiap orang bisa berdiri sendiri tanpa memiliki perasaan tertekan, terkontrol maupun diawasi oleh orang dari kelompok lainnya dengan latar belakan dan kultur yang berbeda.
Ke dua, kebebasan; Adanya pluralitas mampu memberikan manfaat berupa kebebasan terkait dengan institusi, pranata sosial dan juga kultural yang bisa berdiri sendiri sebanyak-banyaknya tanpa memiliki halangan dan rintangan.
Ke Tiga, Menumbuhkan Sifat Saling Menghargai;Pluralisme bisa membantu meningkatkan seseorang untuk memiliki sifat saling menghargai orang-orang antar ras, etnik ataupun suku yang berbeda. Selain itu pluralisme juga bisa membuat orang menghargai perbedaan agama, keyakinan maupun kelompok yang berbeda.Tak hanya itu saja, setiap orang dengan suku, ras dan agama yang berbeda bisa mengembangkan budaya, nilai ajaran dan juga tradisinya masing-masing tanpa ada yang menghalangi upaya pengembangan yang dilakukan tersebut.
Ke empat, Toleransi,Toleransi; Adanya sikap pluralisme dalam kehidupan juga bisa membuat jiwa yang penuh akan toleransi tanpa adanya diskriminasi terhadap perbedaan yang ada. Sehingga masyarakat bisa mendapatkan suatu solusi terhadap permasalah yang ada.
Tauhid haqqulyakin bahwa Pengembangan kosep Sabua Kebangsaan dan atau Pluralisme juga memberikan beberapa dampak positif dalam kehidupan bermasyarakat antara lain Memahami Perbedaan, Perbedaan merupakan suatu keadaan, sifat dan juga karakter yang diciptakan oleh Tuhan (Given) agar manusia bisa saling mengenal, saling berinteraksi, saling memahami dan saling memberikan manfaat antara satu sama lain.(Teologis-Qs Al Hujurat).Ketika seseorang mampu memahami adanya keberagaman atau pluralisme, maka sikap tersebut bisa menciptakan lingkungan yang begitu tenang, damai serta saling tolong-menolong.
Masyarakat Lebih Modern ; Jika setiap orang mampu memahami adanya keberagaman.Maka sikap ini bisa membantu membentuk masyarakat lebih modern dan berfikir untuk bisa lebih maju.
Meningkatkan Pendapatan Negara/daerah/masyarakat ;Adanya pluralitas dan masyarakat yang saling menghargai serta menghormati bisa membantu meningkatkan pendapatan Negara/daerah/masyarakat.Masyarakat yang berbeda-beda mungkin akan mendapatkan pluralitas untuk dijadikan sumber pendapatan ataupun semacamnya.
Meningkatkan Daya Tarik wisatawan atau Mendorong Potensi Wisata ;Pluralitas atau keberagaman budaya, suku dan juga ras yang ada di Indonesia bisa menjadi suatu daya tarik bagi turis untuk berwisata. Keberagaman ini bisa menjadi ciri khas dari suatu wilayah yang akan dikenal oleh wisatawan, baik itu wisatawan lokal maupun wisatawan asing.Pada akhirnya hal tersebut juga bisa menjadi suatu sumber tambahan pendapatan masyarakat maupun Negara.
Pada saat yang sama, Walikota Ternate ini galau, risau bahkan mungkin khawatir akan pelbagai ancaman destruktif dari eksisnya ancaman akibat perasaan Persaingan, egois,gesekan dan individuvidualisme.
Dalam tataran factual dan operasional, Tauhid Soleman menyadari Pruralitas Kota ternate pada satu sisi sebagai potensi besar namun tak pelak menghadirkan ancaman jika ttidak dikelola secara cerdas.Mungkin itu, dalam kepemimpinan termasuk dalam pergaulan pribadi, Tauhid terbaca promotif terhadap issu-issu pruralisme menuju Ternate sebagai Kota Sabua Kebangsaan.
Pada saat yang sama, dia terkesan tidak tertarik dengan issu – issu politik primordial yang potensial mengkotak-kotakkan masyarakat Ternate dalam sekat-sekat suku, agama, adat istiadat, golongan dan pandangan hidup.Padahal dia tahu betul, pada segmen issu primordial ini, dia bisa mendulang basis dukungan elektoral yang signifikan.Dia tidak masuk sebagai ketua paguyuban tertentu ditengah kontestasi pilwako hanya untuk meraup potensi elektoral , bukan karena anti sukuisme atau isme-isme kelompok liannya, namun mungkin dia menyadari bakal menyemai bibit primordialisme dan ketidak adilan.
Terbukti ! Dia terlihat dan terbaca terlibat dalam dalam pergaulan dan kegiatan baik sesama muslim, dengan Kristen, Katolik, Konghucu, etnis keturunan Arab, cina, etnis Ternate, Makian, Tidore, Sula, Jawa, Bugis-makassar, Buton, Togale, Patani dll.Beragam kegiatan ritual hari raya agama-agama, pertemuan etnis dia hadiri sebagai bentuk dukungan pada pruralitas di Kota ternate.