OPINI

Ningsih Mus Ke PDI P.Manuver The New AHM Kah !

Catatan Demokrasi.

Tersiar “habar”, Ningsih Mus, Bupati Sula, kader Partai Golkar  dari Dinasti Mus menyeberang ke PDI P.Jelas mengagetkan namun sekaligus kontroversial tetapi juga menarik untuk kita simak.Aroma kader mbalelo, caplok kader dan gejala kader sempalan  menyeruak.Tetapi itulah galibnya  politik praktis, semua serba mungkin dan dinamis apalagi bagi politikus pragmatis yang Niridiologis.

Ada beberapa kekagetan merespons dugaan lompatan Ningsih dari ujung Pohon Beringin ke Banten moncong putih.

Iklan.

Pertama,jika kabar ini benar, boleh jadi, ini respons reaksioner Ningsih Mus atas sikap politik sang kakanda AHM yang dengan tegas mengiliminasi nya dari partai Golkar sebagai cabup Bupati Sula periode ke dua. Ningsih yang sudah di puncak pohon beringin di Sula pantas  “maraju” dan minggat ke kandang Banten.Urusan ditanduk Banten itu soal nanti.Namanya saja orang kecewa, mau tendang kukuran juga tidak mengapa walau kuku tacabu.

Ke dua, ini langkah yang merugikan partai Golkar.Sebab dia adalah petahana yang dalam budaya politik partai Golkar yang The rulling Party adalah kader potensial (incumben) yang senantiasa menjadi target Man Partai Golkar.Kita tidak tahu, apa sikap partai Golkar nanti mendengar mbalelo nya si kader manis ini.Besar kemungkinan, DPP Partai Golkar akan melalukan loby dari heart to heart, bujuk rayu agar Ningsih urung ke kandang Banten.Partai Golkar akan mengeluarkan kata-kata jimat “Ning, mendingan di pohon beringin saja, Banten suka seruduk.Ataupun jika Ningsih Mus sudah bulat tekadnya ikut Ayah Erik dan Ibu Mega di PDI P, bagi partai Golkar, apa boleh buat tai kambing bulat-bulat, pergi ya pergi saja.Golkar tak kehabisan stok mampuni sebagai cabup.Tersiar kabar, beringin punya cadangan penghuni baru beringin Sula sebagai cabup Sula yang masih dari dinasti Mus yakni Alien Mus.Alien memang layak sebagai penjaga dan jagoan pohon beringin di pilbup Sula.Anggota DPR RI dan ketua DPD partai Golkar Malut ini hampir semua kalangan mengakui sebagai politikus partai Golkar dari dinasti Mus yang berkapasitas mampuni.

Ke tiga, Khalayak politik boleh jadi kaget, sikap AHM dan jika diamini partai Golkar maka membuat Ningsih Mus minggat ke PDI P seperti melepas ayam petelur emas ini minggat dari partai Golkar untuk bertelur emas di PDI P.Ningsih Mus apapun pretensinya, dia adalah petahana loh yang sekalipun belakangan banyak menuai sorotan warga sula tetapi petahana ya tetap petahana, kekuatan nya sudah eksisting, beda dengan pendatang baru di kontestasi pilbup sula yang masih nol kekuatan nya.

Ke empat, boleh jadi, dinasti Mus telah retak.Sikap AHM menyingkirkan Ningsih Mus notabene Bupati dari partai Golkar bukan pakem politik dinasti yang berupaya merawat dinasti.

Ke lima , jangan-jangan langkah Ningsih Mus ke PDI P sebagai langkah taktik dari politik peta The New AHM.Seolah sebuah konflik kepentingan, namun sesungguhnya AHM sedang menganeksasi PDI P sebagai tunggangan lain Dinasti Mus.

Peta baru The New AHM ini sebagai respons AHM atas dinamika politik yang semakin dinamis.PDI P mungkin saja dalam bacaan AHM adalah partai ambisius sebagai partai masa depan.
So ! Bagi AHM, PDI P adalah cantolan politik baru yang bertenaga signifikan dan efektif bagi mission imposible AHM, terutama di pilgub Malut.Merebut PDI P adalah pilihan cerdas dan strategis yang mendatangkan banyak keuntungan.Dengan menggenggam Partai Golkar dan PDI P, AHM mungkin saja bisa meraih mimpinya merebut tahta Malut yang dia rebut ngos-ngosan namun gagal di dua kali pilgub hanya dengan partai Golkar itu.

Jika premis ke kima ini benar, maka AHM terhitung cerdas.Berhasil menguasai PG dan PDI P adalah manuver cerdas yang bakal menyemai mimpi-mimpi besarnya.Ini langka politik brilian  dimana satu orang AHN berhasil menguasai dua partai besar sekaligus.

Namun apakah langkah The New AHM bisa semulus yang dibayangkan ?Itu cerita lain karena ke PDI P, misi besar AHM itu juga bukan game yang mudah.Di kandang Banten, ada Banten-Banten tangguh yang tidak bisa dipandang sebelah mata.Bahkan bisa jadi, Banten betina AHM yakni Ningsih Mus bisa saja sekali diseruduk langsung cium tanah.

Langkah AHM menguasai Banten bukan tarian matador apalagi penari matador yakni Ningsih Mus juga belum menjamin memainkan kain merah untuk menipu Banten, bisa jadi Ningsih Mus bakal diseruduk terkapar dengan mudah oleh Banten.

Ke PDI P, Dinasti Mus memang punya modal cukup.Ada uang dan ada basis masa lalu AHM bisa saja berperan sebagai The Man Bihain The Gun yang siap menembak siapapun yang mengganggu langkah Ningsih Mus bermanuver ke puncak PDI P.Apalagi sentuhan tangan politik Ningsih Mus yang potensial lebih mengasikkan, membelai Banten-Banten muda PDI P.Belum lagi ada kelompok sakit hati di PDI P yang bisa dimanfaatkan sebagai barisan reformasi PDI P yang lembut, adem dan memfaedahkan.

Duss !Muhammad Senen yang kini menyambut kedatangan Ningsih Mus pun harus punya kewaspadaan tinggi.Warning !Dalam politik, tidak ada kawan sejati dan musuh abadi namun yang abadi hanya kepentingan.Ningsih Mus yang datang dengan Missi terselip potensial kapan saja menembak ayah Erik dari belakan.

Bagi publik, apa dan siapapun, PDI P harus tampil besar namun adem dan bersahabat.Partai Trah Soekarno ini harus tetap eksis sebagai partai besar yang membumikan ajaran-ajaran Soekarnoisme yang pro rakyat kecil.Sentuhan keibuan layaknya Ibu Mega mungkin sedang dirindukan rakyat Malut terutama kader PDI P.

Jika misi politik The New AHM sukses besar merebut PDI P, maka pemenang sejati adalah AHM.Power nya semakin kuat mencengkram Maluku utara melaui partai Golkar dan PDI P.AHM seperti menjadi penguasa di 2 partai besar sekaligus yakni Partai Golkar Maluku utara dan PDI P Maluku utara.Malut sudah seperti telur ayam dalam genggaman AHM.Sementara yang kalah adalah yang berkuasa di PDI P saat ini.Kisah politik berhasil dikudeta secara merangkak kubu luar PDI P bakal jadi kisah pilu, lucu namun bernilai taktik dan strategi tinggi tentang bagaimana menguasai partai tetangga.

Sayangnya, ini bukan politik demokrasi yang ideal.Potensi otoritarian konstitusional terbangun di Maluku utara dan dalam banyak case politik, ini pakem politik yang tidak menguntungkan rakyat.Tagline PDI P sebagai partai wong cilik hanya tinggal slogan kosong.

Sementara terhadap PDI P, manuver peta baru The Bew AHM ini potensial membunuh dari dalam PDI P secara idiologis.PDI P potensial tak lagi tampil dengan dinamika partai idiologis nya kaum marhaen namun lebih pada parpol pragmatis yang hanya menyungguhkan kontestasi uang bukan kontestasi demokrasi yang sesungguhnya.(***)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Check Also
Close