oleh

“Buah” itu Bernama Muhammad Thariq Kasuba [Part.43].

-OPINI-142 Dilihat

Saya lebih tertarik mengulas kiprah kemanusiaan,pendidikan dan keumatan,sebuah jalan panjang pilihan sikap dan kepedulian lain dari siapapun,yang bersentuhan dengan urusan hingga “nasib” banyak orang.Dan untuk alasan itu pula,saya menulis kiprah beberapa karib.Artinya,kalau mau di sandingkan,yang tak cukup punya rekam jejak bahkan belum teruji kepeduliannya terhadap urusan banyak orang bahkan kepentingan keumatan saja,bisa dengan percaya diri untuk ikhtiar berkontestasi dengan tagline memperjuangkan kepentingan rakyat,apa kurangnya nilai kontestasi mereka-mereka ini???termasuk,tentunya sang anak muda,MTK.Apa kurangnya kiprah beliau yang memilih “berjuang untuk kepentingan rakyat/umat” hingga saat ini,yang terhitung puluhan tahun “membimbing” umat dengan imbalan jasanya yang tergolong tak besar???Di sini sesungguhnya,”nilai” amanah itu,sesuatu yang butuh aksi untuk di perjuangkan bukan di gembar-gemborkan,tak peduli apapun sistem pemilunya.

Baca Juga  Gerakan Purnawirawan TNI Desak Pemakzulan Gibran Akan Meluas

Buah yang jatuh tak selalu jauh dari pohonnya.Di suatu ketika,di tahun 2016,saya menyertai rombongan kunjungan kerja gubernur AGK ke Halmahera Utara selama tiga hari.Saat dalam perjalanan kembali ke Sofifi di sekitar wilayah Kao,iring-iringan kendaraan di arahkan untuk berbelok ke arah kanan menuju sebuah perkampungan kecil yang agak terisolir.Lumayan jauh juga dari jalan poros tadi.Setelah di sana baru saya tahu bahwa sang gubernur baru saja membuka isolasi jalan ke kampung kecil ini,sebagai “hadiah” bahwa di tahun 70-an sàat liburan sekolahnya di Madinah,beliau sempat berdakwah di sini.Ini kisah di pedalaman Halmahera di tahun 70-an.

Baca Juga  CATATAN PIMRED : MENAKAR SIKAP POLITIK WALIKOTA TERNATE di PERANG KOTA 2029.MTS antara RM dan NA

Di “kisah” lain,almarhumah ibunda saya tercinta,pernah mengingatkan saya untuk memilih sosok K.H.Abdul Gani Kasuba,Lc,setelah sang ibunda tahu bahwa di tahun itu,2014,ada kontestasi pemilihan gubernur Maluku Utara.Dan ini alasan sang ibunda tercinta itu bahwa beliau orangnya cukup baik.Di Mekkah,ustadz AGK pernah memberinya sejumlah uang riyal [tak saya sebut nominalnya],di musim haji tahun 2010 meski tak saling mengenal.Dan saya harus bersikap mengikuti pesannya sebagai sekedar “balasan” kebaikan sang kiyai,dengan segala “resiko” saat itu.Maklum,tetangga kami,yang juga senior saya di KNPI sekaligus seorang mantan bupati yang cukup kami hormati,ikut berkontestasi juga.

Baca Juga  Jokowi semakin tidak jujur saja

Dua “serpihan” kisah pendek di atas,di rasa cukup untuk sedikit menegaskan bahwa mereka yang benar-benar punya nadi kepedulian dan ikhlas dengan urusan banyak orang,urusan keumatan,yang mungkin,”jalan” sukses itu lebih mudah berpihak pada mereka.Banyak cerita dan kisah “keberuntungan” itu,menyertai proses dari awal hingga akhir,terpilihnya K.H.Abdul Gani Kasuba,Lc,di dua momentum pemilihan gubernur lalu,yang saya dengar dari tuturan orang-orang dekatnya,entahlah.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *