Di sebuah perpustakaan daerah,mindsetnya hampir mirip.Prosedur membaca di tempat,apalagi meminjam buku,sangat berbelit.Ini di ungkap seorang karib.Dia,bahkan hingga bercanda,mengamati prosedurnya saja,kita sudah hilang selera mau membaca atau mencari sumber informasi yang di butuhkan.
Kegalauan karib ini membuat saya tertarik menulisnya di sebuah postingan Facebook kala itu,berharap ada sharing mindset bagi pengelola perpustakaan,bahkan hingga pemerintah daerah.Sebab bagi saya,ada sesuatu yang keliru di maknai,terbawa mindset untung-rugi,hak milik dan semacamnya.Padahal jaman ini sudah jauh berubah.Ini bukan lagi jaman khatib berkhutbah menggunakan buku kumpulan khutbah Jumat seperti dulu-dulu.
Ini jaman di mana ilmu pengetahuan berkembang sedemikian cepatnya.Perspektif dan kajian dari aspek pemikiran tentang ajaran agama,juga berlangsung begitu dinamis.Belum lagi digitalisasinya dari sisi tekhnologi yang membuat akses pengguna terhadap sesuatu informasi makin mudah di peroleh dan praktis.
Orang dengan mudah mendapatkan akses sumber informasi apa saja tanpa harus memiliki buku secara fisik yang di pinjam di perpustakaan tadi seperti masih di jaman film Naga Bonar dan Si Buta dari Gua Hantu,yang di putar di bioskop-bioskop dulu.Jaman ini,nyaris semuanya serba digital,meski dengan segala kelebihan dan kekurangannya.Buku fisik bisa di ganti Ebook bahkan hingga perpustakaan digital.Demikian juga kitab suci dengan berbagai macam metode untuk bisa memahaminya secara mudah dan praktis.Kalau bukan dengan punya media laptop,maka cukuplah dengan sebuah android butut,semua itu dengan mudah bisa di akses.
Komentar