Nih, Pengkritik Pemda Hal-Tim Patut Tahu.
Hal-Tim Bukan Juara Kontingen Tetapi Juara Penyelenggara STQH Yang Netral.
PIKIRAN UMMAT.Com—Maba||Kabupaten Halmahera Timur baru saja menjadi tuan rumah penyelenggaraan Seleksi Tilawatil Quran Tingkat Provinsi Maluku utara ke XXVII.
Pujian sukses namun tak pelak kritik juga tak terhindarkan.Kritik pedas justru mengemuka pasca iven STQH bahkan menutup pintu atas keberhasilan Pemda Hal-Tim sebagai penyelenggara yang netral.
Pemgkritik seolah lupa bahwa Pemda dibawah pimpinan Bupati Ubaid Yakub, Wakil Bupati Anjas Taher dan Sekda Chairul Richfat itu berhasil mempersembahkan penyelenggaraan STQH ke XXVII dengan sukses tanpa berupaya mempengaruhi agar tuan rumah Hal-Tim sebagai juara.
Mereka yang entah punya motif politik apa, Trisula pemimpin Hal-Tim ini dianggap gagal menghantarkan qafilah Hal-Tim sebagai juara umum.Mereka rupanya penganut paham, tuan rumah adalah langganan juara.
Bupati Halmahera Timur, Maluku Utara, Ubaid Yakub, Wabup dan Sekda nampak tidak anti kritik namun mawas diri.Kata orang nomor satu hal-tim, sebagai tuan rumah penyelenggaraan Seleksi Tilawatil Quran dan Hadist (STQH) ke XXVII pihaknya enggan menargetkan juara.
Semua pihak jangan abai bahwa, dengan tidak memaksakan diri untuk juara, Halmahera Timur layak diganjar predikat penyelenggara atau tuan rumah yang netral dan adil.Sebab, seperti umumnya penyelenggaraan iven di Indonesia, tuan rumah kerap kali ditarget kan harus juara sebagai buah penghargaan atas pengorbanan sebagai tuan rumah.Beragam cara dilakukan agar tuan rumah mendapat tempat yang terhormat.
Namun seperti diungkapkan Kabag humas Yusup Talib, Bupati, Wabup dan Sekda sudah memperingatkan jajaran pimpinan dan staf, agar Hal-Tim harus menjadi tuan rumah yang netral dan adil.
Mereka kata Yusup, mewarning agar tidak ada manuver busuk untuk mempengaruhi netralitas juri hingga harus memaksakan qafilah hal-tim sebagai juara nya.
“Ini pesan penting Bupati, Wabup dan Sekda, jangan ada upaya tidak halal untuk membuat kontingen hal-tim harus juara”tutur Yusup.
Bupati Ubaid hanya mawas diri dan menatap ke depan bahwa iven STQH adalah pembelajaran berharga ke depan.Menurut Ubaid, lewat perlombaan ini paling tidak telah menjadi pembelajaran berharga bagi peserta. Sehingga bagi dia, apapun hasilnya harus diterima.
Lengkapnya peserta dari Halmahera Timur dalam perlombaan ini, lanjut dia, patut disyukuri karena hal ini menjadi indikator bahwa peserta telah berusaha.
“Juara bukan target, karena awal sambutan pembukaan itu saya sudah sampaikan jika tuan rumah ingin mempersembahkan yang terbaik dari sisi penyelenggaraan, bahkan jika dikehendaki mendapat juara maka itu juga bagian dari keinginan,” cetusnya.
Ubaid kata Yusup juga mengingatkan bahwa, hal-tim harus bertindak sebagai tuan rumah yang netral agar para juara STQ memang betul-betul sang juara karena akan mewakili Provinsi Maluku utara di iven STQN Nasional.
Ubaid mengakui bahwa, kafilah Halmahera Timur masih kalah jauh dengan kafilah kabupaten/kota lainnya. Ubaid memberi pesan postif pembelajaran bahwa Sudah tentu ini menjadi cambuk bagi Halmahera Timur agar bisa lebih berbenah dan lebih mempersiapkan diri.
“Tentu ini menjadi spirit buat kita, masyarakat, tokoh agama, kementrian agama, pemerintah daerah, bahwa apa yang dilakukan belum membawakan hasil yang baik. Karena persoalan keagamaan ini butuh sinergitas yang baik dari semua lembaga,” kata dia.
“Bukan sebaliknya memaksakan diri juara, mengatur iven mulia Islam ini menjadi tidak fair”pungkasnya.