Menempati kediaman dinas yang kini di tempati sekretaris daerah kota Tidore Kepulauan sebelum di rehabilitasi total di bilangan Kotamabopo,pak Ely,demikian kami di masa kecil sering menyapanya,beliau hidup bersama keluarganya,sebuah potret keserdehaan hidup yang luar biasa.Di masa kecil,kami saksi hidupnya.Anak-anaknya adalah teman masa kecil saya dan teman lain.Pohon mangga besar di samping kediamannya di jalan turun Open Space saat itu adalah saksi bisu betapa masa kecil kami adalah saat di mana buahnya kadangkala jadi “jajan” kami sepanjang waktu,di setiap musim,di era tahun 80-an.
Menjadi sekretaris daerah administratif,sebuah status yang mengambang,kecamatan tidak kabupaten bukan,dari tahun 1976 hingga 1990.Bersama mantan Bupatinya almarhum Drs.I.E.Toekan,mereka berjasa besar mengantar daerah dengan status mengambang ini menjadi sebuah kabupaten definitif di tahun 1990.Mendagri kala itu,Rudini,adalah sosok yang berjasa menekan tombol peresmian yang penuh gegap-gempita dan menyemburkan emosi rasa syukur tak bertepi itu.
Mendampingi sang bupati pengagum Muhammad Ikbal dari Pakistan itu,pak Ely,alumnus Institut Ilmu Pemerintahan Malang angkatan lll tahun 1973 itu,bahu-membahu “mendrive” daerah tanpa status pembagian keuangan yang jelas dari pemerintahan di atasnya ini,dengan segala daya dan upaya.
Tak terhitung bangunan fasilitas pemerintahan hingga fasilitas umum yang bernilai “monumental” di bangun di masa mereka.Stadion Marimoi di pusat kota saat ini,cikal bakal RSUD saat ini hingga pasar Sarimalaha,sebelum di rehabilitasi karena bencana kebakaran,adalah sedikit dari tapak sejarah mereka yang kala itu,luas wilayah daerah ini masih meliputi semua wilayah kabupaten Halmahera Tengah,Kota Tidore Kepulauan hingga Halmahera Timur.Tentu bukan pekerjaan mudah di tengah status dan kondisi keuangan daerah yang tak jelas.
Komentar