Ekonom :Pertumbuhan Ekonomi Yang Tidak Inklusif Membahayakan.
Pertumbuhan Ekonomi Malut KUATTAL Ke II Dinilai Tidak Menggambarkan Penguatan Fundamental Ekonomi Malut.
PIKIRAN UMMAT.Com—Ternate||Pertumbuhan ekonomi Maluku utara sampai kuartal ke II menunjukan peningkatan.Kebijakan hilirisasi tambang berhasil mendorong pertumbuhan pada sektor industri dan pertambangan mengalami peningkatan akumulatif sampai 50% lebih pada kuartal ke II medio pertengahan tahun 2023 ini.
Namun Ekonom Unkhair Dr.Mukhtar Adam mengkhawatirkan struktur pertumbuhan ekonomi Maluku utara tersebut.
Menurut akademisi yang juga Founder Lembaga nirlaba SIDEGon -Kampoeng Malanesia ini, peningkatan pertumbuhan ekonomi Maluku utara itu tidak menggambarkan peningkatan fundamental ekonomi Malut.Pasalnya, mayoritas penduduk Maluku utara bergantung pada sektor pertanian sehingga pertumbuhan ekonomi yang lebih bertumpu pada pertumbuhan industri dan pertambangan tidak berdanpak langsung pada kehidupan masyarakat.
Struktur Ekonomi Malut Semester -2, makin menguatirkan, fundamental ekonomi ditopang Industri dan Tambang yg melebihi 50%, kinerja ekonomi makin tidak menggembirakan dari mayoritas penduduk bergantung disektor pertanian”papar dia.
“Kita (Malut) lagi tidak baik-baik saja”lanjut dia seolah sesal.
Menurutnya, trend pertumbuhan ini rapuh secara fundamental karena terjadi pelebaran kesenjangan ekonomi yang potensial menimbulkan resiko sosial karena terjadi pemusatan ekonomi pada kelompok tertentu yang bukan mayoritas masyarakat sementara petani sebagai mayoritas penduduk malut tidak memperoleh manfaat pertumbuhan yang signifikan.
“Kerapuhan ekonomi yang tidak inklusif ini berpotensi terjadi pelebaran kesenjangan ekonomi, yang bermuara pada resiko sosial, sisi lain pemusatan ekonomi pada kalangan tertentu yang tidak mayoritas pemilik sumberdaya alam akan mengoncangkan kondisi ekonomi” tandas nya.
Aspek lain yang lebih mengkhawatirkan lanjut dia jika eksploitasi SDA besar-besaran itu lebih dipicu oleh interes politik di pemilu 2024 dengan narasi pergantian rezim dipandang sebagai penghambat investasi.Ekonom kritis ini kembali mengkhawatirkan wacana politik semacam ini potensial menggoyahkan iklim investasi.
“Faktor lain yang sangat dikuatirkan jika eksploitasi besar besaran itu di picu oleh pemilu 2024, yang berpotensi pergantian rezim yang oleh penguasa di pandang sebagai penghambat fasilitas investasi, maka akan menahan laju produksi dan ekonomi mengalami down yang bermuara pada krisis”
Sebagai antisipasi, Mukhtar menawarkan perlu nya resolusi industri guna menjaga ketahanan pertumbuhan ekonomi.
“sehingga Maluku Utara membutuhkan resolusi industri lain untuk turut menopang laju pertumbuhan ekonomi tambang, dengan membangun industri berbasis bahan lokal sebagai penyanggah dari inklusif Groth yang dicapai saat ini”saran dia.
Mukhtar menegaskan, saatnya pemerintah memikirkan kebijakan hilirisasi industri pertanian dan perkebunan guna penguatan fundamental pertumbuhan ekonomi Maluku utara”pungjasnya.(***)