HEADLINEOPINI

SAATNYA ANIES MENGAMBIL SIKAP SIAPA CAWAPRES.

Catatan Pilpres.

Pilpres kian dinamis, tak pelak potensial klimaks dan anti klimaks.Issu mengemuka cukup hoot yakni soal cawapres.Gagal mengkonsolidasikan soal cawapres, koalisi bisa bubar dan gagal nyapres.Sebab, Squad parpol koalisi yang pas-pas an nampak terjebak serius ditikungan tajam cawapres ini.

Dinamika siapa cawapres ini terjadi di semua kubu koalisi baik KPP nya Anies, koalisi nya capres Prabowo Subianto dan koalisi parpol Ganjar Pranowo.

Namun di kubu koalisi KPP dengan Capres Anies lah, issu siapa cawapres ini cukup mengundang atensi semua kalangan.Sampai detik ini, siapa cawapres Anies konon kabarnya masih menjadi ajang lomba tarik tambang antar parpol koalisi perubahan dan persatuan(KPP).Yang bikin deg-deg kan, kabarnya kubu Nasdem gak streg dengan tawaran proposal Demokrat yakni AHY sebagai cawapres Anies Baswedan.Ini ngeri-ngeri sedap karena koalisi KPP yang pas-pas an itu tak bisa blunder, sementara issu ini cukup potensial mematik pertikaian serius potensial pecah kongsi.

Koalisi PDI P nyaris tak ada masalah karena PDI P dengan modal PT 21% bisa mencalonkan Presiden -wakil Presiden seorang diri tanpa perlu koalisi.Nampak, Ibu Megawati sebagai pemegang tunggal mandat pencapresan-pencawapresan hanya mencari sosok wapres yang nir resisten dengan misi politiknya yang konon nya untuk menguasai total rezim kekuasaan Indonesia 2024-2029.Soal interes politik ini, PPP pun seolah tak dianggap.

Koalisi capres Partai Gerindra juga sementara masih aman dengan catatan, Presiden Jokowi tak bergeser dari koalisi Prabowo.

Gelagak turbalensi politik kubu Prabowo yang konon didukung full Istana ini masih akan fluktuatif seiring manuver PDI P untuk tetap mempertahankan si petugas partai di kandang Banten.

Kegenitan PDI P ini sexi loh.Apa kata dunia bagi koalisi pendukung Prabowo jika tetiba Ibu Mega mengumumkan paket capres -cawapres adalah Ganjar-Gibran notabene putra sulung dan tersayang Presiden Jokowi itu?Rasanya Jokowi sulit mengelak dan menolak rayuan dahsyat PDI P ini.Tapi itulah politik praktis dimana interes politik adalah mahkotanya yang membuat semua serba mungkin.

Dinamika yang menarik sekaligus miris untuk kita simak terutama untuk KPP.Bagaimana aksi politik yang gagasanya untuk kepentingan bangsa itu praktis nya dipertontonkan sebagai ajang kepentingan sahwat politik semata.

Sudah berikrar untuk bersama dalam kepentingan besar bangsa, tetapi masih berbeda kepentingan politik masing-masing parpol.Ironisnya nyaris tanpa solusi dimana para pihak bertahan dengan kepentingan nya, padahal mereka pun tahu dan paham bahwa gagal menemukan titik temu di persinggungan cawapres ini maka cita-cita besar perubahan Indonesia hanya pepesan kosong  hanya untuk merebut simpati rakyat yang mengular di belakang, di depan, disamping kiri dan  kanan Anies Baswedan itu.

Momentum Bagi Anies.

Dalam kondisi sedemikian, harus ada jalan keluar strategis guna menyelamatkan visi perubahan Indonesia.Key word nya ada di saku Anies Baswedan.

Anies sudah waktunya mengambil kendali ditengah kisruh interes politik diinternal koalisi KPP ini dengan segera mengumumkan siapa cawapres sekarang juga, entah AHY atau siapa.

Hemat saya, Disinilah momentumnya, rakyat akan melihat dan menyaksikan sebuah bukti bahwa Anies benar-benar pemimpin perubahan yang berani mengambil keputusan ditengah kegentingan.Sebab perubahan hanya bisa dilakukan ditangan pemimpin pemberani.

Pertama, Anies telah diberikan mandatory oleh koalisi KPP untuk menentukan siapa cawapresnya.Menunda karena masih mempertimbangkan pandangan dan kepentingan terselubung internal parpol koalisi hanya akan menurunkan kredibilitas Anies sebagai cawapres yang mandiri bukan petugas partai.Anies di vonis ternyata tak mandiri.

Tentu berbahaya bagi masa depanya sebagai cawapres dalam arus interes politik yang berputar kencang diinternal KPP namun mengulur ketidakpastian politik ini terus berlangsung tidak produktif dan pada saat yang sama mengundang skeptisme pendukung nya yang bakal kian menggerus elektabilitas nya karena lamban mengambil keputusan.Dilayar medsos, teriakan agar paket KPP segera diumumkan mengudara.

Ke dua, menentukan AHY sebagai cawapres bukan  gambaran ansih berpihak pada kepentingan politik kepada Demokrat dan mengabaikan Nasdem.

Partai Nasdem adalah parpol perdana yang mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres berdasarkan hasil rapim.Pada saat yang sama, hasil rapim Demokrat mencalonkan AHY sebagai caores dan cawapres.

Jika kita baca dari sisi formal masing-masing partai, Nasdem mencalonkan Anies sementara Demokrat mencalonkan AHY sebagai capres dan cawapres.Nasdem dan Demokrat pun akhirnya bertemu dengan PKS pada cita-cita yang sama dengan capres yang sama yakni Anies.Pada titik ini, urusan cawapres sebetulnya bukan lagi menjadi persoalan entah itu AHY, sebab Anies capres adalah produk politik Nasdem.Pun demikian, cawapres AHY rasanya masih ideal karena berkoalisi dengan Nasdem dan PKS dengan cita-cita yang sama.

Cawapres Anies sejatinya pada kepentingan untuk memenuhi PT 20% agar lolos di KPU, selebihnya soal ideal yakni bagaimana gagasan besar kebangsaan ada pada Anies.Jadi sejatinya bukan persoalan serius soal cawapres ini di internal KPP.

Dalam kondisi KPP yang pas gak bisa kurang itu, menolak AHY adalah tindakan harakiri politik.Melihat sikap Demokrat, tanpa AHY maka Demokrat rawe-rawe rantas malam Malang putung.

Nasden dan Surya Paloh tentu partai yang tergolong muda tapi memiliki kematangan politik yang teruji.Mengambil sikap politik berseberangan dengan koalisi rezim namun tetap bertahan di koalisi rezim Jokowi merupakan sikap politik berani yang patut kita acungi jempol.

Namun jika sikap itu harus pupus karena egoisme kepentingan politik, Nasdem akan dipertanyakan dan potensial antiklimaks Anies efek.Tak dapat dipungkiri, berdasarkan hasil survey, sejak mendeklarasikan anies Baswedan, Nasdem telah menuai kenaikan elektoral yang signifikan sampai 10% dari 5% hasil pemilu 2019.Potensi menurunnya elektabilitas Nasdem karena kegagalan Anies tak terelakan.

Ke tiga, sikap anies mengumumkan cawapres bisa jadi menuai sikap mbalelo.Nasdem potensial berpikir ulang dengan koalisi KPP yang mungkin dengan dalih, hasil survey anies kian menurun.Nasdem tentu menghindari issu dan wacana balik badan karena ada AHY sebagai Caon RI 02.

Namun ditengah kisruh itu, anies masih punya waktu untuk berbenah menata ulang koalisi pendukungnya.PKS nampak setia ke Anies karena hanya anies lah yang sedarah dengan visi PKS.

Memang masih ada krikil tajam yakni Demokrat yang masih ngotot dengan AHY sementara calon parpol koalisi yang akan bergabung tentu tidak mengharapkan harapan hampa kepentingan.

Disela waktu itu, koalisi parpol di kubu Gerindra juga belum klir.Partai Golkar nampak masih galau dengan amanat rapim yang mencalonkan sang Ketum Erlangga Hartarto sebagai capres dan cawapres itu nyaris dipastikan bertepuk sebelah tangan di koalisi capres Gerindra.Konon ada kepentingan pen Cawapreskan putra Presiden Jokowi disana sehingga partai Golkar hanya akan menjadi pelengkap penderita semata.Internal partai Golkar telah bergolak soal kepentingan ini.

Jika peta koalisi KPP berubah, Anies -Erlangga juga manis.Nasdem dipastikan kembali ke KPP.

Politik itu segalanya serba kemungkinan dan hanya politisi dan partai yang cerdas membaca kemungkinan lah yang jadi pemenang bukan pecundang.

Pada aras kepentingan anies, sekarang lah saatnya mengambil sikap memutuskan dan mengumumkan siapa calon wakil Presiden nya apakah AHY atau siapa.

Bukankah Anies telah diberikan kuasa penuh menentukan siapa calon pendampingnya ?

Memutuskan siapa cawapres saat ini bisa iya bisa tidak untuk menentukan nasib Anies sebagai capres di Pilpres tetapi sampai pada hitungan terburuk sekalipun, Anies dipastikan meraih kemenangan ideal bagi masa depan nya sebagai calon pemimpin.Anies adalah pemimpin yang bukan saja cerdas dan visioner tetapi memiliki sikap pemberani, tipe pemimpin yang disukai rakyat.

Politik itu momentum, salah membaca dan mengambil sikap pada momentumnya maka bisa tamat.

Selagi punya kesempatan, sikat !

Ternate, Sabtu, 26 Agustus 2023.

Usman HS, SH./Pemred.

 

 

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *