oleh

Tambang Datang, Lingkungan Terbilang.

-HEADLINE, OPINI-198 Dilihat

Era rezim Jokowi ditandai dengan boming tambang di Maluku utara.Mulai dari Bentangan Pulau Halmahera yang memanjang dari Halut, Hal-teng dan Hal-Tim ke pulau Obi, Pulau Taliabu dan Mangoli nyaris disesaki wilayah Izin Usaha Pertambangan atau IUP.Di Pulau Taliabu, bahkan tinggal menyisihkan wilayah pesisir pantai sebagai publik space.

Data MODI menunjukan, seluruh pulau Taliabu merupakan wilayah konsesi IUP biji besi dari para konglomerat di Jakarta.

Baca Juga  Menkes RI Ground Breakin Pembangunan RSUD Hal-Tim, Ir.Ricky Chaerul Richfat, MT, Sekda Haltim : Hal-Tim Punya Rumah Sakit Berstandar Nasional

Total Data dari ESDM, ada 100 IUP dengan luasan wilayah konsesi mencapai nyaris setengah wilayah daratan Provinsi Maluku utara.Dari 100 IUP itu, baru 27 yang beroperasi.

Masifnya tambang memang menjanjikan secara ekonomis.Masing-masing, baik perusahan, pemerintah pusat dan daerah serta sebagian kecil rakyat sebagai pekerja buruh tambang ikut menikmati ceruk tambang baik emas, nikel, dan pasir besi itu.

Baca Juga  Akademisi Apresiasi Walikota M. Tauhid Alih Fungsikan Mall Gamalama Jadi RSUD.Begini Pandangannya.

Provinsi Maluku utara baru bisa meraih nama besar predikat dunia dari pertambangan ini.Dari sektor ini, Malut meraih predikat termulia dalam issu ekonomi yakni pertumbuhan ekonomi 27%, economi growt tertinggi di dunia.Linear atau tidak, Malut juga meraih predikat provinsi terbahagia di Indonesia.

Namun, kutukan tambang tak terelakan dan ekskalasi permasalahannya tak kalah masif.

Baca Juga  Editorial : Gubernur Cantik di Pusaran Kritisme Publik

Pertambangan di Maluku utara bersanding dekat dengan kemiskinan bukan isapan jempol belaka.Nyaris semua daerah kaya tambang di Maluku utara seperti Hal-Teng, Hal-Tim, Hal-Sel dan Taliabu meraih predikat daerah termiskin.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *