Menurutnya, trend pembangunan nasional belum bergeser dari mindset pembangunan selama ini yang centralistik dan seirama pula dengan fokus ke pembangunan IKN jika tidak terjadi perubahan politik nasional.
“Jika perspektif nya melanjutkan maka Trend pembangunan masih sama dari sebelumnya jakarta sentris bergeser ke IKN.porsi pembangunan ke Indonesia timur pasti tergerus lagi.Jika Indonesia timur berharap lebih adil maka pilihanya harus pemimpin dengan visi perubahan”papar dia.
Dia mengatakan, pilihan paling ideal dan strategis dari kawasan timur adalah Anies-Muhaimin Iskandar.Paket akronim AMIN dengan visi mewujudkan keadilan sosial ini kata Muhammad Kasuba lebih memberikan peluang strategis bagi pembangunan kawasan Timur. Visi keadilan sosial pasangan koalisi perubahan ini kata dia lebih memungkinkan kawasan timur bisa meraih peluang pembangunan secara signifikan dan adil.
Hal yang tentunya berbeda menurut nara sumber lain, Haris, dengan paket capres-cawapres pro status quo yang bakal lebih memilih melanjutkan program rezim sebelumnya yang jelas dirasakan tak adil oleh rakyat di kawasan timur.
Muhammad Kasuba mengungkapkan, pembangunan IKN, pembayaran cicilan hutang dll telah membuat ruang fiskal semakin sempit sehingga kebijakan akselerasi pembangunan ke kawasan timur Indonesia menemui kendala berarti.
Dia mengungkapkan salah satu contoh kasus yakni janji pemerintah pusat tentang percepatan pembangunan infrastruktur ibukota Provinsi Maluku utara yakni Sofifi sebesar 3 triliun saja tak kunjung terealisasi karena sempitnya ruang fiskal.
Komentar