oleh

Demokrat, Berhentilah Meratap

-HEADLINE, OPINI-223 Dilihat

Dengan Anies, AHY punya titik temu di “semangat perubahan”. Spirit ini tidak cocok jika Demokrat bergandengan dengan Prabowo maupun Ganjar. Kedua kandidat ini tidak memilih “perubahan” sebagai narasi kempanyenya. Perubahan bukan menjadi program mereka. Jadi, tidak pas jika Demokrat yang kuat narasi perubahannya kemudian bergabung dengan Prabowo atau Ganjar. Apa kata dunia?

Baca Juga  REVISI UU TNI BUKAN LEGITMASI DWI FUNGSI ABRI

Juga harus disadari oleh Demokrat, perubahan itu hanya bisa direalisasikan oleh pengelola negara. Untuk bisa mengelola negara ya harus menang di pilpres. Untuk menang di pilpres ya harus punya tiket.

Di KPP, Demokrat mendesak Nasdem menyetujui Anies-AHY. Nasdem menolak. Kalau dipaksakan, ya gak dapat tiket juga untuk maju. Kalau gak maju, ya gak akan menang. Kalau gak menang, ya gak bisa melakukan perubahan. Syarat untuk melakukan perubahan itu punya tiket untuk ikut pilpres dan menang.

Baca Juga  Gubernur Sherly Tjondoa Ditantang Tidak “Hengky Pengky” Muslim Arby : Dia Harus Mundur Dari Semua Kepentingan Bisnis

Menyalahkan dan menyerang Nasdem bukan solusi. Jadi solusi kalau Demokrat cari partai lain pengganti Nasdem di KPP. Itu juga Anies tidak mungkin setuju meninggalkan Nasdem. Karena Nasdem adalah partai yang telah begitu banyak berkorban untuk Anies. Di sisi lain juga sulit bagi Demokrat menghadirkan partai lain jika Nasdem exit dari KPP.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *