Irama Qasidah begitu lekat hingga membekas di memori masa kecil saya dan mungkin masa kecil kita berpuluh tahun lalu khususnya di Maluku Utara yang mayoritas dan kuat dengan kultur Islamnya,terlebih qasidah rebana.
Saat di mana,serbuan serta dominasi jenis musik lain,belum se ramai saat ini.Jika saat ini,tenar dengan lagu dan musik religi,maka musik berirama qasidah bisa di sebut musik religi di saat itu.Iramanya yang mendayu-dayu dan cenderung monoton,memberi ciri tersendiri yang memikat.Di corong-corong masjid,di acara khitanan hingga pernikahan,irama musik ini begitu dominan di perdengarkan.Di perayaan hari-hari besar kenegaraan hingga keagamaan,tak jarang di lombakan dan jadi pemantik kesibukan dan kebahagiaan yang luar biasa dari kaum perempuan,terlebih kaum ibu.Semua ini nyaris tinggal kenangan.
Di rentang yang panjang,musik berirama qasidah ini mulai terpinggirkan,kalah “bersaing” dengan bingar musik berirama lain yang lebih di gandrungi dan jadi tenar.Tidak saja qasidah rebana yang mulai “kadaluwarsa”,segmen yang jadi penikmatnya terutama di kalangan kaum ibu,juga ikut kehilangan “lahan”,sekedar pelipur lara hingga pelepas lelah.Musik berirama qasidah,sudah jarang bahkan tak lagi jadi fakta kultur Islami yang menggejala,salah satu variabelnya karena minim,atau bahkan nyaris hilang,lomba “murah-meriah” ini.
Malam tadi,seorang karib mengabarkan saat sedang bersantai di sebuah kedai kopi di Ternate.Apa kabar itu???dia baru saja menemani sang isteri yang mengikuti lomba qasidah yang di gagas Muslimat NU dan di sponsori manajemen BELA PEDULI, punya seorang pengusaha hebat Maluku Utara dan cukup di kenal,Benny Laos.
Event yang di laksanakan malam tadi yang bertajuk “Gebyar Festival Qasidah Rebana” ini adalah ajang final dari seleksi di kabupaten/kota di Maluku Utara yang di wakili sekitar 13 regu qasidah.Semua peserta yang berjumlah ratusan itu,di beri fasilitas menginap di Grand Dafam Bela,hotel berbintang yang cukup di kenal di Maluku Utara.
Suasana makin istimewa menurut karib ini,peserta yang rata-rata kaum ibu ini seperti mendapatkan kehormatan bisa di saksikan hingga “bonus” foto bersama dari pasangan selegram top,Anang Hermansyah dan isterinya Asyanti yang beberapa hari berada di Ternate sebagai bintang tamu sekaligus dewan juri lomba memandu bakat vocal solo bertajuk “Bintang dari Timur” yang baru saja selesai grand finalnya di lapangan Ngara Lamo,Ternate.
Praktis bisa di bilang bahwa dua event yang nyaris bersamaan dan telah usai ini,merepresentasikan dua segmen dengan “selera” yang berbeda.Event Bintang dari Timur, merepresentasikan segmen muda millenial dan lomba qasidah bisa mewakili segmen para ibu di usia tertentu yang bisa di bilang lekat dengan bau asap dapur.
Yang bikin trenyuh bahkan mungkin menjadi “kabar duka” bagi saya adalah “curhat” dari tetangga karib ini,seorang ibu yang juga jadi peserta lomba ini,yang masuk grand final malam tadi,betapa kaum ibu seusianya begitu merindukan event begini.Sebut karib ini,ibu ini bahkan sedikit menyesali bahwa sepertinya hobi dan kesukaan mereka tidak lagi terlalu di perhatikan,untung saja ada lomba ini hingga mereka bisa terpuaskan.Tak lupa ucapan terima kasihnya yang berulang buat penyelenggara.
Apa yang penting menjadi catatan di akhir coretan singkat ini???bahwa “selera” setiap orang itu bukan pelajaran matematika.Urusan selera menjadi variabel yang cukup pelik untuk bisa di urai satu persatu.Di segmen usia saja banyak sekali ragamnya.Dan potensi atau “celah pasar” itu ada di sini,salah satunya.
Sebagai orang yang punya sedikit pengalaman menakhodai lembaga yang bersentuhan dengan urusan soal produk pariwisata dan strategi memasarkannya,saya kagum dengan ide penyelenggaranya,bisa melihat celah segmen ini dan mengkonversinya menjadi sebuah titel event yang mungkin bisa bikin sang ibu,tetangga karib saya ini terbalas tunai hobinya bahkan mungkin membuatnya tertidur pulas usai tampil malam tadi.
Belum lagi jika iseng karib saya ini benar-benar terjadi : foto bersama pasangan selegram tenar tadi akan ramai-ramai di buatkan baliho oleh para ibu peserta,sekembalinya dari event ini,kalimat syukur apa lagi yang bakal di ungkap sang ibu tetangganya ini.Wallahua’lam.