oleh

Nasdem, PKB dan PKS Berkoalisi, Kapan Golkar Gabung?

-OPINI-101 Dilihat

Pertama, peluang Prabowo untuk menang diprediksi akan menipis sejak Anies mengambil Cak Imin sebagai pasangannya. Suara Prabowo dari warga Nahdhiyin di Jawa Timur dan Jawa Barat akan tergerus. Saat ini, suara itu berangsur diambil kembali oleh Cak Imin.

Kedua, Golkar juga tidak mendapat coattail Effect dari pencalonan Prabowo. Di siai lain, justru konstituen Golkar yang mendukung Anies angkanya cukup besar. Sebagian kader Golkar di belakang layar bahkan secara aktif mengkampanyekan Anies. Elit Golkar umumnya tahu fakta ini.

Baca Juga  KPK, Jokowi dan Pemeberantasan Korupsi

Kecuali jika Airlangga Hartarto, ketua umum Golkar dipilih jadi cawapres Prabowo. Di sini akan ada coattail Effect buat Golkar. Tapi, kemungkinan Airlangga dipilih jadi cawapres Prabowo juga sangat kecil. Pertimbangannya, menggandeng Airlangga tidak dapat menaikkan suara Prabowo.

Jika ada “faktor X” yang membuat Prabowo terpaksa harus ambil Airlangga sebagai cawapres, maka PAN kemungkinan akan keluar dari Koalisi. Tugas PAN untuk menegosiasikan Eeick Tohir berakhir. PAN tidak ada beban lagi untuk exit dari kubu Prabowo. Kalau PAN keluar, kemana PAN akan bergabung?

Baca Juga  Jokowi Terlalu Perkasa Untuk Diadili

Kalau bergabung ke PDIP justru bisa membuat suara PAN jeblok. Paling menguntungkan buat PAN ya bergabung ke Anies. Ini akan memberi coattail effect buat partai. Berbagai survei memberi data bahwa pendukung PAN paling banyak memilih Anies.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *