Putra Maluku Utara Ini Didaulat Sebagai Pembicara di Forum KTT ASEAN-Cina 2023.
Drs.Taufik Madjid, Sekjen Kemendes dan PDT Paparkan Potensi dan Tantangan Pembangunan Pertanian Pedesaan Indonesia.
PIKIRAN UMMAT.Com-Jakarta||Salah satu putra terbaik Maluku utara tampil sebagai pembicara di Forum KTT ASEAN—Cina tahun 2023.
Dia adalah Sekjen Kemendes dan PDT RI Drs.Taufik Madjid, M.Si.Taufik Madjid diundang sebagai pemateri di forum diskusi KTT ASEAN-Cina yang digelar Kementerian Pembangunan Desa dan Pertanian, Pemerintah Tiongkok, di Daerah Otonom Guangxi Zhuang, (16/9/2023).
Taufik Madjid bersama rombongan tiba di bandar udara Internasional Naning, Tiongkok tanggal 15 sepetember 2023 guna menghadiri forum tingkat Internasional tersebut.
Pada kesempatan di forum strategis ASEAN—Tiongkok itu, Taufik memaparkan sejumlah permasalahan dan tantangan pembangunan Desa di Indonesia di hadapan peserta forum yang dihadiri langsung Menteri Pertanian dan Urusan Peresaan Republik Rakyat Tiongkok (MARA), perwakilan delegasi negara-negara ASEAN dan Republik Demokratik Timor Leste.
Sekjen Kemdes dan PDT ini menyampaikan komitmen Indonesia bahwa sebagai penyelenggara urusan pembangunan dibidang desa, pembangunan daerah tertinggal dan Transimigrasi, kementerian desa PDTT telah memastikan percepatan Pembangunan dan pemberdayaan Masyarakat desa untuk menopang pencapaian tujuan pembangunan nasional, mewujudukan Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong.
Orang nomor tiga di Kemendes dan PDT ini membeberkan, secara umum, pembangunan di desa mengalami beberapa tantangan antara lain konektivitas antar pedesaan dengan pusat pertumbuhan, Kapasitas SDM pedesaan yang unggul, investasi produk unggulan desa, penerapan dan pengembangan teknologi tepat guna, pemanfaatan media sosial budaya untuk pembangunan pedesaan, dan kolaborasi dan senergitas pembangunan pedesaan
Taufik menjelaskan tantangan yang dihadapi pihaknya antara lain, pusat pertumbuhan dan perkembangan cenderung terjadi di kota, akibatnya tenaga kerja di desa berkurang, pembangunan di desa menjadi terhambat, dan produktivitas pertanian kian menurun.
Lanjut dia bahwa, jika dilihat dari sisi ekonomi, skala perekonomian di desa masih rendah, konektivitas dan logistik fisik terbatas, permukiman dan aktivitas masyarakat tidak terpusat pada titik tertentu.
Selanjutnya jika dilihat dari sektor pertanian, Indonesia memiliki tantangan dalam sistem pertanian antara lain, pertama, pangan perlu dipetakan dalam konteks lokasl.Indonesia begitu beragam sehingga peran kapasitas pemerintah daerah dan transfer pengetahuan menjadi bagian dari tantangan yang masih dihadapi selama ini.
Dalam menjawab tantangan itu, Taufik menawarkan konsep tentang Peran dan kapasitas pemerintah daerah dan transformasi sistem pertanian pangan perlu ditingkatkan ke depannya.Dia menyatakan, Pemerintah daerah memainkan peranan penting dalam konteks desentralisasi di Indonesia.
Menyadari hal tersebut, Kementerian Desa berupaya mempercepat tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) yang dilokalisasi dan menjadi langkah konkrit dalam upaya percepatan pembangunan di desa yang kami sebut SDGs Desa.
Pemerintah melalui Kementerian Desa PDDT juga berupaya dalam pemerataan pembangunan desa dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, kerjasama dengan mitra pembangunan dan sektor swasta menjadi
salah satu upaya yang dilakukan Kementerian Desa PDTT, dalam upaya untuk mewujudkan hal tersebut Kementerian Desa PDTT berkolaborasi dengan mitra pembangunan antara lain International Fund for Agricultural Development (IFAD) dan United Nation Development Program (UNDP), jelasnya.
Kementerian Desa dan IFAD melakukan kerjasama untuk transformasi ekonomi perdesaan dan menciptakan pertumbuhan inklusif di wilayah Indonesia Bagian Timur melalui pemberdayaan masyarakat dan peningkatan kapasitasnya. Kerjasama ini ditargetkan akan berdampak kepada 1.110 desa dan 149.850 orang di desa. Sasaran program TEKAD adalah kelompok-kelompok pertanian,
peternakan, nelayan, serta kelompok usaha masyarakat. Sejauh ini program TEKAD sangat memberikan dampak pada kelompok sasaran, utamanya kepada para kelompok petani untuk mengembangkan teknologi dan proses tanam maupun pasca tanam, serta perbaikan kualitas perencanaan pembangunan desa. Dengan pendekatan program TEKAD diharapkan adanya transformasi ekonomi melalui kelompok petani dan kelompok usaha hasil komoditas desa.
Dengan United Nation Development Program (UNDP) kolaborasi yang dibangun oleh Kementerian Desa adopsi teknologi Social Innovation Platform (SIP) yang telah dikembangkan untuk membantu masyarakat dalam memahami dan memilah prioritas permasalahan di desa untuk diselesaikan dan dirancang rencana pembangunan desanya. Kebutuhan dan masalah yang dihadapi masyarakat secara keseluruhan lebih banyak dieskplorasi dan akan menjadi acuan bagi pemerintah dan masyarakat desa untuk musyawarah perencanaan pembangunan desa yang lebih inklusif. Kedepan, kami akan mengkolaborasikan program kedua mitra ini untuk mensejahterakan dan mendampingi masyarakat ke arah pembangunan yang berkelanjutan.
Hal ini sambung Taufik Madjid, sejalan dengan hasil Senior Economic Officials (SEOM) ASEAN yang diadakan di Indonesia pertengahan tahun ini. Indonesia mengajak negara anggota ASEAN untuk melanjutkan integrasi ekonomi dan membuka potensi yang ada, menjaga stabilitas keuangan, memperkuat ketahanan pangan dan energi, mempercepat transformasi digital serta meningkatkan konektivitas.
Taufik Madjid pada kesempatan forum strategis ini mengajak kerja sama membangun diservikasi ekonomi pedesaan dengan pemerintah RRT.
”Bersama dengan undangan ini, kami mengajak Pemerintah Republik Rakyat Tiongkok dan Pemerintah Daerah Otonomi Guangxi Zhuang untuk bersama-sama:
1. Membangun diversifikasi ekonomi perdesaan dengan:
a. Memfasilitasi Tenaga Kerja pertanian ke aktivitas yang lebih terdiversifikasi (off & non-farm),seperti ke UMKM dna ekonomi kreatif, melalui pelatihan dan on-job training.
b. Mendorong konsolidasi lahan pertanian agar mencapai skala keekonomian yang layak seperti sewa berkelompok, korporasi/industrialisasi
pertanian.
c. Mendorong penggunakan teknologi modern untuk meningkatkan produktivitas
2. Fasilitasi konektivitas perdagangan barang dan jasa
a. Memfasilitasi terlaksanakannya spesialisasi (spatial division of labour), diversifikasi ekonomi (off & non-farm) dan knowledge spill over.
b. Meningkatkan konektivitas fisik (jalan, dermaga,
dll.) dan digital.
c. Mengembangkan jejaring stakeholders untuk memperbesar peluang inovasi dan penyerapan pengetahuan hasil dari kolaborasi dengan perusahaan logistik, offtaker, perbankan, dan lain sebagainya.
3. Mendorong pembangunan pusat-pusat aktivitas ekonomi di tingkat perdesaan.
4. Bertukar kunjungan kondisi desa di masing-masing negara guna bertukar pengetahuan dan pengalaman pembangunan di desa” dia memaparkan gagasan solutifnya”usul dia.
“Sebagai langkah awal kerjasama, kami mengusulkan untuk bertukar kunjungan ke desa di masing-masing negara guna bertukar pengetahuan dan pengalaman pembangunan di desa utamanya di sektor pertanian dan ketahanan pangan. Terkait dengan hal tersebuf Kementerian Desa akan melakukan benchmarking study ke China dengan peserta yang terdiri atas para kepala desa Indonesia pada bulan Oktober 2023. Kami berterima kasih kepada MARA yang telah berkenan menerima dan akan memfasilitasi program tersebut”tandasnya.
”Kami akan mendorong para kepala desa kami untuk memanfaatkankesempatan ini sebaik-baiknya untuk mempelajari pembangunan desa di China dan menjalin hubungan kerja sama antar negara”tandasnya pula.
Diakhir pemaparannya, Sekjen Kemendes PDTT RI, Taufik Madjid atas nama pemerintah Indonesia menyampaikan apresiasi dan ucapan Terimakasih nya kepada pemerintah Tiongkok dan khususnya pemerintah daerah otonom Guangxi Zhuang beserta seluruh delegasi ASEAN dan delegasi Timir Leste atas atensi nya.
”Sekali lagi kami mengucapkan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada Pemerintah China, terutama segenap Pemerintah Daerah Otonomi Guangxi Zhuang beserta jajaran dan kepada seluruh delegasi yang hadir atas atensi dan perhatiannya kepada kami”
“Semoga apa yang kita upayakan dapat mendapat kemudahan dalam menjalankannya” tutup Taufik Madjid, Sekjen Kemendes PDTT RI(***)