Sekampung Dengan Bupati Usman Sidik.
Tim Investigasi Ijazah Palsu Dimintai Bekerja Netral, Profesional dan Objektif.
PIKIRAN UMMAT.Com—Ternate||PW.Muhammadiyah Provinsi Maluku utara melalui Majelis Hukum dan HAM akhirnya membentuk Tim Investigasi Dugaan Ijazah Palsu Bupati Usman Sidik yang belakangan ini kembali mencuat dan menyeret nama baik Yayasan Muhammadiyah.
Hal itu berdasarkan press release yang beredar luas di media sosial dan dibenarkan oleh Sekertaris Tim Hendra Kasim sebagai pres release dari Tim Investigasi.
“Press Reales ini dibuat oleh Ketua Tim, saya mengetahui tentang reales ini”jawab Hendra Kasim ketika dikonfirmasikan press release yang beredar luas di media sosial.
Kasus ini diketahui telah di SP3 di Krimum Polda Maut namun belakangan kembali mencuat tajam pasca beredarnya NOTE percakapan terkait kasus ijazah pasu ini yang melibatkan Ilham Basrah (mantan legislator DPRD Hal-Sel dan Rahim Yasin (Staf Khusus Bupati Hal-Sel).
Sebab dalam rekaman percakapan itu, terlibat Rahim Yasin yang tak lain mantan pengacara Yayasan Muhammadiyah dan atau SMA Muhammadiyah kala kasus ini pertama bergulir di meja hukum di Krimum Polda Malut yang oleh banyak kalangan menguak fakta baru dibalik dugaan kasus ijazah palsu yang telah di SP 3 ini.
Rahim Yasin yang juga seorang advokad ini kini diangkat Bupati Usman Sidik sebagai staf khusus nya.
Pembentukan tim investigasi dilakukan setelah majelis Hukum dan HAM menggelar rapat kerja, dipimpin Ketua Majelis Hukum dan HAM Dr, Drs Amin Bendar SH, berlangsung di kediaman Burhan Ismail, Minggu (10/09/2023).
Dalam pres realeasenya, Pembentukan Tim Investigasi ini bertujuan untuk membersihkan nama baik Muhammadiyah yang terseret dalam pusaran kasus ijazah palsu Bupati Hal-Sel Usman Sidik itu.
Publik meminta dengan tegas agar Tim Investigasi bekerja secara profesional.
Permintaan ini terkait erat dengan hubungan emosional yang sangat kuat antara Ketua Majelis Hukum dan HAM Muhammadiyah Malut Dr.Drs.Amin Bendar, SH.M.Hum dan Ketua Tim Investigasi Burhan Ismail yang diketahui sama-sama berasal dari Soma, Kecamatan Makian Pulau dengan Bupati Usman Sidik seperti diungkapkan narsum of derecord media ini.
Narasumber yang mengaku mengetahui betul asal-usul etnis ke 3 orang ini mengungkapkan, Amin Bendar, Ketua Majelis Hukum dan HAM PW.Muhammadiyah Malut merupakan Ketua Adat Masyarakat Soma, Makian, sementara Burhan Ismail sama-sama berasal dari Soma dan Sekampung dengan Bupati Usman Sidik dari Desa Ori Makurunga, Kecamatan Kayoa Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, katanya.
”Pak Amin Bendar dan Burhan Ismail sebagai Ketua Tim Investigasi sama-sama berasal dari Soma Makian dengan Bupati Usman Sidik”ungkapnya.
”Kami peringatkan kepada Tim Investigasi agar bekerja netral, profesional dan objektif agar tidak terlibat secara emosional karena Dr.Amin Bendar dan Burhan Ismail sebagai Ketua Tim Investigasi satu kampung dengan Bupati Usman Sidik yang menjadi salah satu orang atau objek investigasi kasus ijazah palsu ini”tegas Sumber of derecord ini mengingatkan.
Rapat dihadiri Wakil Ketua PWM Malut, Dr Aji Deni, Dr Aziz Hakim menunjuk Burhan Ismail sebagai ketua tim investigasi dengan sekretaris Hendra Kasim SH, MH.
Sekretaris tim investigasi Hendra Kasim SH, MH, mengungkapkan, tim bentukan majelis Hukum dan HAM ini akan menelusuri ijazah milik Bupati Halsel, Usman Sidik.
Tim Investigasi masing-masing beranggotakan Burhan Ismail Sebagai Ketua, Dr Aji Deni, Dr Aziz Hakim sebagai Wakil Ketua dan Hendra Kasim sebagai Sekertaris Tim Investigasi.
Pembentukan tim investigasi lantaran Majelis Hukum dan HAM menerima pengaduan dari salah satu ortom Muhammadiyah yakni Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Maluku Utara beberpa waktu lalu.
Hendra menegaskan, penelusuran ijazah milik Bupati Halsel tak ada tujuan lain, kecuali bermaksud membersihkan nama baik Muhammadiyah yang diseret seret dalam kasus dugaan ijazah palsu milik Bupati Halsel Usman Sidik.
Ini juga lanjut Hendra, bukan bermaskud menzalimi Bupati Halsel tapi untuk membantu memastikan ijazah tersebu asli atau sebaliknya.
Sumber of derecord yang mengaku warga Muhammadiyah ini kembali mengingatkan bahwa kasus ini secara data sudah terkuak ke publik disertai rekaman percakapan yang seolah-olah telah memperkuat dugaan ijazah palsu ini.
”Tim investigasi harus hati-hati untuk bekerja profesional ya karena kasus ini sudah sangat terbuka dan mengundang perhatian luas masyarakat.Nama baik Muhammadiyah dipertaruhkan”pungkasnya(***)