Lima hari lagi tanggal 19 Oktober. Tanggal dimualinya pendaftaran pilpres. Di tanggal 19 Oktober ini, pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar akan daftar ke KPU. Lokasinya di Jl. Imam Bonjol Jakarta Pusat. Tepatnya jam 09.00.
Pasangan Anis Baswedan – Muhaimin, atau Anies-Cak Imin ini diusung oleh tiga partai koalisi, yaitu Nasdem, PKB dan PKS. Apakah tiga partai ini akan solid hingga pendaftaran Anies-Cak Imin tanggal 19 Oktober nanti di KPU? Apakah Cak Imin tidak dikdiminalisasi? Apakah Nasdem tidak mencabut dukungan ketika para menterinya dikasuskan?
Dikasuskan itu maksudnya “punya kasus, lalu ditindak”. Ini tidak berarti menteri-menteri lain tidak berkasus. Tidak berarti menteru-menteri lain tidak setor ke partainya. Beruntung karena mereka bukan dari partai Nasdem. Partai yang dianggap membelot karena mengusung Anies-Cak Imin. Kalau menteri-menteri itu dari Nasdem, tidak menutup kemungkinan mereka akan juga senasib dengan Johny Plate dan Sahrul Yasin Limpo.
Tiga partai: Nasdem, PKB dan PKS nampak sangat solid. Cak Imin, jika dipaksa jadi tersangka, dipresdiksi akan ada prahara besar buat bangsa ini. Ledakan politiknya gede banget. Massa PKB, Nasdem dan PKS akan tumpah ruah di Jakarta. Gak bisa dibayangkan apa yang akan terjadi.
Begitu juga dengan Nasdem. Ketumnya sudah berdarah-darah. Dua menterinya ditersangkakan. Bahkan sudah ditahan. Bisnisnya dihabisi. Tapi, Surya Paloh nampaknya memang seorang petarung sejati. Dia tidak ada tanda-tanda menyerah. Terus bergerak untuk memenangkan Anies-Cak Imin. Malah dia semangati ke Anies untuk tidak pernah menyerah.
PKS, semua pengurus dan kadernya solid mengusung Anies-Cak Imin. Berbagai tawaran dan godaan diabaikannya. Tawaran menteri ditolak, ratusan miliyar diabaikan.
Santer beredar info, pasangan Anies-Cak Imin akan diantar puluhan ribu relawan ke KPU. Tepatnya: relawan dan kader tiga partai. Tidak hanya para relawan dan kader partai yang berasal dari Jabodetabek. Mereka juga datang dari luar kota, bahkan luar Jawa. Ribuan relawan kabarnya sudah mengisi daftar hadir. Mereka akan berkumpul dengan massa dan ikut mengawal Anies-Cak Imin ke KPU.
Massa pendukung Anies-Cak Imin begitu antusias. Ini lantaran sebelumnya begitu banyak pihak, baik dari kalangan elit maupun masyarakat biasa, meragukan Anies akan bisa daftar di KPU. Berbagai penjegalan yang terus dilakukan oleh sejumlah pihak yang berupaya keras untuk gagalkan Anies nyapres, tanggal 19 oktober nanti akan terjawab. Ini sekaligus akan membuktikan bahwa segala bentuk penjegalan itu gagal.
Anies tetap maju sebagai capres. Dan kali ini Anies dipasangakan dengan Cak Imin, ketum PKB yang menguasai basis Nahdhiyin, terutama di wilayah pulau Jawa. Barangkali, jalur penjegalan yang telah susah payah dilalui inilah yang membuat para relawan Anies-Cak Imin antusias dan penuh semangat untuk ikut merayakan pendaftaran pasangan Anies-Cak Imin. Lalu mereka akan berkata: “Selamat Tinggal Penjegalan”.
Bisa dilihat, di berbagai kunjungan ke daerah, sambutan massa pendukung Anies-Cak Imin memang luar biasa. Ini tidak terjadi pada capres-capres lainnya. Bahkan di Makassar sekitar sebulan lalu, jumlah massa di acara “Jalan Gembira Bersama Anies-Cak Imin” tembus lebih dari sejuta yang hadir.
Saat Anies-Cak Imin daftar ke KPU hari kamis, tanggal 19 Oktober 2023 nanti, mungkin bisa dibayangkan seperti ketika Anies pamitan di akhir jabatannya sebagai gubernur DKI. Massa menyambut Anies dari Jl. Soedirman hingga Balaikota. Bundaran HI, Jalan Thamrin hingga sepanjang jalan di depan Balaikota dipenuhi lautan massa. Ada sejumlah panggung yangboleh massa disiapkan agar Anies berpidato di sana. Ini juga mungkin yang akan terjadi saat pendaftaran ke KPU nanti. Sepanjang jl. Imam Bonjol tembus Soedirman, dan Jl. Rasuna Said hingga sepanjang Jl. Cokro Aminoto Menteng mungkin akan dipenuhi puluhan ribu massa. Bisa meluber hingga Jl. Diponegoro.
Mereka yang memiliki spirit perubahan nampaknya menginginkan agar semangat dan militansi para relawan Anies-Cak Imin mampu memenangkan jagoan mereka di pilpres 2024. Kita tunggu hasilnya nanti. Tepat tanggal 14 Pebruari 2024.
Jakarta, 14 Oktober 2023