oleh

Malut Sedang dan Terus Berproses Maju, Jangan Pesimis !

-HEADLINE, OPINI-137 Dilihat

Premis paling bijaknya, Gubernur H.Thaib Armayin memang sukses namun tidak berbanding lurus dengan kegagalan AGK.Kedua pemimpin ini ibarat kupu-kupu yang bermetamorfasis pada kondisi cuaca yang berbeda sehingga pasti berbeda suasana nya.

Pertama, tantangan era H.Thaib dan era AGK telah berbeda jauh sesuai dinamika perkembangan sosial, ekonomi, politik dan kemanan.

Era Gubernur Thaib Armayin bole dikata ditandai dengan konflik horisontal yang masif yang diikuti dengan upaya penanganannya.Kondisi instabilitas ini menuntut seluruh komponen baik Internasional, nasional dan lokal terlibat dengan segala sumber daya ekonominya.Era itu ditandai dengan masifnya ditribusi anggaran baik dari lembaga donor internasional, APBN dan APBD yang masih diarahkan langsung pada pembangunan rekonsiliasi.Akses funding, fiskal diarahkan langsung ke masyarakat sebagai penerima manfaat seluruh program penanganan pasca konflik bernilai triliunan rupiah.

Baca Juga  Bahlil “BL” Lahadalia dan Spirit Demokratisasi di Partai Golkar Maluku Utara

Kala itu, Secara struktural, semua komponen bersatu untuk terlibat dalam resolusi konflik yang berefek pada kesatuan cara pandang dan arah pembangunan daerah.Lebih sexi lagi, pengelolaan dan pengawasan terhadap pengelolaan keuangan pusat dan daerah masih longgar, belum ada KPK yang wara-wiri dan menyadap alat Komonikasi pejabat seperti sekarang ini.Boleh dikata, korupsi dilakukan terang benderang.Tak heran, pasca lengser, tidak sedikit pejabat daerah yang masuk nginap di hotel prodeo.

Baca Juga  Pidato LKPJ di DPRD Hal-Sel, Bupati Bassam Kasuba Paparkan Sejumlah Capaian Sukses

Hasilnya, terjadi distribusi peredaran uang yang sangat masif di masyarakat.

Kondisi ini berbeda jauh 360’ dengan era Gubernur AGK yang ditandai dengan penyelenggaraan pemerintahan yang good gobernance yakni transparansi & akuntabilitas.Era AGK yang telah kondusif ikut menandai tumbuhnya iklim demokrasi.Supremasi sipil sangat masif seiring terbukanya akses informasi.Di era ini, otonomisasi justru semakin menandai supremasi daerah-daerah kabupaten dan kota terutama para kepala daerah seperti raja -raja kecil dihadapan Gubernur.

Baca Juga  Barisan Aktivis Senior Sorot Kritis, Sumberdaya Alam Maluku Utara Dikuras Pengusaha Lokal ditinggalkan Perusahaan Tambang

Namun Gubernur AGK juga mawas diri bukan tukang kayu buruk yang menyalahkan perkakasnya.

Pembangunan infrastruktur di era Gubernur AGK juga terhitung sangat masif tuh.Ratusan kilo meter jalan provinsi telah dibangun untuk membuka keterisolasian antar daerah.manuver loby ke pusat juga terus dilakukan untuk menutup celah sempitnya ruang fsikal daerah.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *