PIKIRAN UMMAT.Com—Jakarta||Bangsa Indonesia memperingati Hari Sumpah Pemuda ke 95 yang jatuh pada hari ini, Sabtu tanggal 28 Oktober 2023. Peringatan HUt Sumpah Pemuda ke 95 itu ditandai dengan upacara bendera yang digelar pemerintah dan pemerintah daerah diseluruh Indonesia.
Sumpah Pemuda merupakan tonggak sejarah menuju kemerdekaan Indonesia pada tanggap 17 Agustus 1945.Bisa dibilang, Sumpah Pemuda adalah ruh nya kemerdekaan Indonesia.Sebab pada sumpah pemuda lah, lahir ikram kebulatan tekad seluruh bangsa Indonesia untuk bersatu sebagai sebuah bangsa dan negara.
Ikrar Sumpah pemuda memiliki sejarah kelahiran yang lahir dari kesadaran perjuangan menuju bangsa yang merdeka, berdaulat dan bermartabat.
Ikrar Sumpah Pemuda sendiri merupakan hasil dari Kongres Pemuda yang digagas Moh Yamin beserta anak muda lainnya saat itu.
Banyak peran dari orang-orang yang hari ini terukir sebagai pahlawan bangsa.Namun ada yang belum terekspos luas sebagai orang yang ikut berjasa lahirnya sumpah pemuda.
Berdasarkan dari buku Makna Sumpah Pemuda oleh Sri Sudarmiyatun (2002), teks Sumpah Pemuda dibacakan pada 28 Oktober 1928 di Jalan Kramat Raya Nomor 106 Jakarta Pusat.
Kala itu, tempat tersebut merupakan kediaman milik Sie Kong Liong, seorang keturunan Tionghoa. Kini tempatnya telah dijadikan sebagai Museum Sumpah Pemuda.
Isi Sumpah Pemuda mengandung tiga pilar pemuda dalam mewujudkan persatuan Indonesia. Tiga hal tersebut yakni mengenai persaudaraan yang diikat oleh tanah Indonesia, bangsa Indonesia, dan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.
Lantas, siapa sosok pembaca isi teks Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928?
Dikutip dari arsip detikEdu, pembaca teks Sumpah Pemuda kala itu adalah Johana Tumbuan yang merupakan perwakilan dari pemudi Jong Minahasa. Ia adalah perempuan asal Amurang, Sulawesi Utara.
Tak hanya pada momen Kongres Pemuda II, Johana pun hadir dalam peristiwa pembacaan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Hal itu menunjukkan bahwa dirinya adalah aktivis kebangsaan yang aktif dalam mendiskusikan isu pergerakkan.
Dalam pembacaan teks Sumpah Pemuda, tak hanya dirinya yang hadir sebagai perempuan, namun terdapat 10 perempuan lainnya yang juga turut serta, seperti dikutip dari buku “Peranan Wanita Indonesia dalam Masa Pergerakan Nasional” oleh G.A Ohorella dkk.
Sejak saat itu, cakrawala perempuan menjadi berkembang seiring zaman. Para perempuan menjadi ikut terlibat dalam politik dan aktif dalam organisasi. Mereka pun menggelar kongres pertama perempuan pada 22 Desember 1928.
Dikenal Sebagai Jos Masdani
Mengutip Sejarah kecil “petite histoire” Indonesia Volume 3 karya Rosihan Anwar, Johana kemudian dikenal sebagai Jos Masdani. Sapaan tersebut banyak dipakai orang lain setelah dirinya menikah dengan Masdani, sosok yang ia temui dalam gerakan perjuangan.
Jos Madani sempat menjadi dosen di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Perannya tak hanya dalam pergerakan, ia juga menjadi sosok di balik berdirinya Tugu Proklamasi yang terdapat di Jalan Pegangsaan Timur No. 56.
Nama Jos Masdani semakin dikenal karena keterlibatannya di beberapa organisasi. Ia adalah anggota Palang Merah Indonesia (PMI) pusat tahun 1945-1958, anggota Kebaktian Rakyat Indonesia Sulawesi (KRIS) tahun 1945, dan anggota Korps Sarjana Veteran Legiun Veteran RI-DKI.
Johana atau Jos Masdani akhirnya menghembuskan nafas terakhir pada 13 Mei 2006, pada usianya yang ke-95 tahun. Sebelumnya, ia mengalami sakit ginjal, gula, dan jantung.
Selamat jalan pembaca teks sumpah pemuda, jasa mu tiada tara(***)
Bandar Udara Juanda, Surabaya.
28 Oktober 2023.