Isi Sumpah Pemuda mengandung tiga pilar pemuda dalam mewujudkan persatuan Indonesia. Tiga hal tersebut yakni mengenai persaudaraan yang diikat oleh tanah Indonesia, bangsa Indonesia, dan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.
Lantas, siapa sosok pembaca isi teks Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928?
Dikutip dari arsip detikEdu, pembaca teks Sumpah Pemuda kala itu adalah Johana Tumbuan yang merupakan perwakilan dari pemudi Jong Minahasa. Ia adalah perempuan asal Amurang, Sulawesi Utara.
Tak hanya pada momen Kongres Pemuda II, Johana pun hadir dalam peristiwa pembacaan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Hal itu menunjukkan bahwa dirinya adalah aktivis kebangsaan yang aktif dalam mendiskusikan isu pergerakkan.
Dalam pembacaan teks Sumpah Pemuda, tak hanya dirinya yang hadir sebagai perempuan, namun terdapat 10 perempuan lainnya yang juga turut serta, seperti dikutip dari buku “Peranan Wanita Indonesia dalam Masa Pergerakan Nasional” oleh G.A Ohorella dkk.
Sejak saat itu, cakrawala perempuan menjadi berkembang seiring zaman. Para perempuan menjadi ikut terlibat dalam politik dan aktif dalam organisasi. Mereka pun menggelar kongres pertama perempuan pada 22 Desember 1928.
Dikenal Sebagai Jos Masdani
Mengutip Sejarah kecil “petite histoire” Indonesia Volume 3 karya Rosihan Anwar, Johana kemudian dikenal sebagai Jos Masdani. Sapaan tersebut banyak dipakai orang lain setelah dirinya menikah dengan Masdani, sosok yang ia temui dalam gerakan perjuangan.
Jos Madani sempat menjadi dosen di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Perannya tak hanya dalam pergerakan, ia juga menjadi sosok di balik berdirinya Tugu Proklamasi yang terdapat di Jalan Pegangsaan Timur No. 56.
Komentar