Siang kemarin, usai sholat Jum’at di masjid Nyili Gamtufkange, kelurahan Gamtufkange, Tidore, ada jeda waktu untuk ceramah tentang kamtibmas oleh anggota Polsek Tidore.Mereka adalah tim yang di bentuk di masing-masing Polsek oleh Kapolresta Kota Tidore Kepulauan dan bertanggungjawab di masing-masing wilayahnya.
Namanya kegiatan Safari Jum’at.Target kegiatannya, terjalin silaturahmi antara masyarakat dan Polri, menyampaikan pesan kamtibmas kepada masyarakat dan mengajak masyarakat menjaga situasi kamtibmas menjelang pemilu 2024 nanti.
Karena tak membawa ponsel, saya meminta seorang anggota mereka, menyimpan nomor ponsel saya dan bisa menghubungi saya setelahnya.Nama panggilannya Jul.Usainya, dia menghubungi dan saya mendapatkan beberapa informasi tambahan darinya.
Kalau di tanya, ada yang menarik dari kegiatan ini, saya menjawabnya menarik.Menarik dari sisi ide dan inisiatif, pesan, metode serta target kegiatannya.Meski sudah sering dan tak melulu di waktu Jum’at, efeknya mulai nampak.Minimal menjadi bahan perbincangan para jamaah usai sholat.Saya mengalaminya di beberapa masjid sekitar, di waktu sholat dan isu “tausiah” yang berbeda.Sepertinya, tergantung hal yang jadi isu ramai di masyarakat saat itu.
Di era digitalisasi ini, rasanya kita telah cukup mencerna pesan-pesan begini melalui ponsel kita.Tetapi, “ruh” pesannya jadi kering karena tak melibatkan emosi.Kita cukup sadar bahwa sesuatu itu melanggar aturan misalnya, tetapi belum tentu secara serta merta, kesadaran itu bisa mengkristal menjadi sikap, sikap bathin misalnya, ada niat dan tekad untuk tidak melakukannya.
Komentar