HEADLINE

Sesat Pikir Atas Vonis Gubernur AGK Gagal

Hambatan Terjal Keberhasilan Gubernur AGK justru di DPRD Malut



PIKIRAN UMMAT.Com—Ternate||Gubernur Maluku Utara H.Ghani Kasuba bakal mengahiri kekuasaanya di akhir Desember tahun 2023.Berselang, DPRD Provinsi Maluku utara berdasarkan petunjuk Mendagri Tito Carnavian telah menggelar paripurna pemberhentian Gubernur Maluku Utara H.Ghani Kasuba yang berlaku efektif mulai 1 Januari 2024 dan berselang telah mengusulkan 3 calon penjabat Gubernur Maluku utara masing-masing Syamsuddin Kadir (Sekprov Malut), Dr.Ridha Adjam (Rektor Unkhair dan Labayoni (Diputi di Bawaslu).

Seiring berakhirnya kepemimpinan berjulukan Gubernur  Sejuta umat ini, penilaian publik pun bermunculan dari berbagai kalangan.Sayangnya ada penilaian kinerja tanpa data statistik dan ilmiah, namun hanya berdasarkan common sanse belaka.

Salah satu tokoh politik Malut  menilai Gubernur Maluku utara gagal dalam memimpin Maluku utara.Apa indikator politisi  itu memberikan penilaian cukup miring terhadap kepemimpinan Gubernur AGK ?

Kasat mata mungkin ada benarnya karena posisi politiknya sebagai wakil rakyat notabene lembaga legislativ yang fungsi utamanya mengawasi kepemimpinan Gubernur Maluku utara H.Ghani Kasuba.

Namun pikiran nya dinilai tak berjalan di otak dan lebih mengedepankan alur emosional.Sebab tudingan politisi ini tidak disertai bukti statistik namun lebih pada pendekatan intuisi atau Common Sanse.

Penilaiannya atas kepemimpinan Gubernur AGK hemat beberapa nara sumber tidak didasari data yang jujur dan kongkrit.Data pertumbuhan ekonomi, data penurunan kemiskinan, data pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan, data pendidikan, data perkembangan demokrasi dan politik tidak digunakan politikus ini.

Sebaliknya dia hanya menilai kegagalan AGK dengan membandingkan nya dengan kepemimpinan Gubernur sebelumnya H.Thaib Armayin dengan data pembanding yang imajiner atau hayalan alias intuisi.

Kata dia nih, era kesuksesan Gubernur H.Thaib Armayin ditandai dengan rakyat mudah “dapa doi” padahal kala itu APBD Malut hanya berkisar 700-800 milyar berbeda dengan era AGK yang berkisar 2-4 Triliun.Ini penggunaan indikator keberhasilan yang keliru, demikian simpul beberapa sumber of derecord.

Menurut beberapa sumber, evaluasi dan penilaian capaian gagal atau sukses kinerja sebuah pemerintahan harus didasari perhitungan data statistik bukan hayalan.

Oleh beberapa sumber ini, berdasarkan data statistik, Gubernur Malut H.Ghani Kasuba dengan segala keterbatasan sistematis nya justru berhasil memimpin Maluku utara.

Di era AGK, berbagai capaian kemajuan pembangunan Maluku utara kentara terbaca dan dirasakan masyarakat.

Pembangunan Infrastruktur jalan dan jembatan, pertumbuhan investasi, pertumbuhan ekonomi, penurunan angka pengangguran, penurunan angka kemiskinan, stabilitas keamanan, sosial dan perdamaian, indeks demokrasi mengalami kenaikan yang kentara.

Pertumbuhan ekonomi Malut bahkan tertinggi di dunia sebesar 27% dan berdasarkan data BPS, Maluku utara merupakan provinsi terbahagia di Indonesia.

Keberhasilan itu pula ditandai dengan kepercayaan nasional terhadap Maluku utara.Beberapa even nasional berkelas dunia justru digelar di Maluku utara.Sebut saja even Sail Tidore, STQN dan terakhir Hari Nusantara tahun 2023.

Alih-alih, penilaian gagal lebih pada sentimen interes politik karena perbedaan  kepentingan politik ditengah agenda pemilu, Pilpres, Pilkada dan faktor emosional primordial belaka.

Memang Gubernur AGK belum sepenuhnya memenuhi ekspektasi publik terkait pembangunan namun bukan berarti AGK gagal memimpin Malut.Pembangunan Infrastruktur jalan dan jembatan misalnya,Gubernur AGK belum menuntaskannya.Hitung saja infrastruktur jalan pulau Halmahera, Gubernur AGK  belum berhasil membangun jalan poros keliling pulau Halmahera sebagaimana obsesinya sejak dilantik.

Namun jika ditelisik lebih dalam, kegagalan AGK tidak tunggal, ada peran besar DPRD Malut di kegagalan itu.Bagaimana Gubernur Kiyai ini bisa berhasil jika anggaran yang diusulkan untuk jalan provinsi di cut di proses legislasi di badan Anggaran hanya untuk memenuhi kebutuhan pokir.Bayangkan program jalan yang lebih visioner berdanpak strategis jangka panjang bagi pembangunan Maluku utara itu harus menyerah pada paket proyek pokir berupa mesin parut kelapa, mesin potong rumput, setapak, panci, bronjong 100 meter dan lain-lain yang sebetulnya menjadi domain anggaran di Kabupaten dan Kota.

Terakhir ini terkait polemik hutang 800 milyar itupun terkait dengan molornya pengesahan APBDP dimana baru disahkan 2 hari jelang limit evaluasi di Kemedagri dan akhirnya pengajuan evaluasi oleh Pemprov telah kadaluwarsa.APBD Pemprov Malut tidak dievaluasi yang artinya tidak ada APBD P dan Pemprov hanya mengandalkan dana sisa transfer yang sudah dianggarkan dalam APBD induk.

Gubernur AGK seolah jatuh ketimpa tangga dimana perjuangannya menggolkan usulan program pembangunan Infrastruktur jalan ke pemerintah pusat harus pupus oleh kebijakan refucusing covid 19 dan IKN.Lihat saja janji gelontoran dana pembangunan infrastruktur ibukota Sofifi sebesar 3 Triliun saja ditunggu sampai “ayam pe gigi batumbu”.

Kembali ditingkat kekuasaan lokal, peran dan fungsi Gubernur dalam konteks otonomi daerah juga dipreteli pemerintah dengan menarik beberapa fungsi strategis pemerintah daerah berupa kewenangan perizinan pertambangan dan perubahan sistem perimbangan hubungan keuangan pusat dan daerah.Dua arus besar kewenangan otonomi yang selama ini menjadi pundi pendapatan daerah diberangus pemerintah pusat di era rezim Jokowi.

Banyak faktor yang melemahkan obsesi Gubernur AGK membangun Maluku utara.Sebagai seorang Kiyai, Gubernur AGK sudah pasti menjaga marwahnya agar tidak menjadi catatan kelam dalam menghabiskan haru-hari senjannya.

Namun sudah pasti ada banyak rasa sukses yang bersemi di hati rakyat terutama di hati ribuan penerima bea siswa S1, S2 dan S3 serta faedah-faedah bola pende yang tak terhitung jua.

Produk kebijakan haji dan umroh mu juga bukan satu dua orang tetapi mungkin sudah ratusan bahkan ribuan yang tak henti mengucap syukur dan memanjatkan  untaian doa terbaik untukmu.

Gubernur AGK tak bisa dipungkiri belum memenuhi ekspektasi seluruh rakyat namun juga tak berarti gagal dalam memimpin Maluku utara.

Jangan risau Bro ! Tak berselang lama lagi, Bandara Loleo ide Gubernur AGK akan rampung dan kita akan menyaksikan pesawat rute internasional meraung di angkasa Ternate-Sofifi menandai Maluku utara Go International (***)

 

 

 

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *