ke tiga, kunjungan Ibu Hj.Fery Farhati Ganis ini bisa jadi tes cas jelang sehari lagi kunjungan sang suami capres Anies Baswedan.Masuk akal, waktu yang hanya sehari bisa mengukur magnet seberapa besar dan banyak rakyat Malut menyambut kunjungan Capres Anies Baswedan.Wajar, sang Isteri wajib memastikan, kunjungan suami nya capres RI itu harus dikerumuni rakyat banyak tanpa terkecuali.
Ke empat, Ohh lupa ! Bisa jadi, Ibu Hj.Fery ingin punya waktu lebih dari jadwal Kunjungan sang suami yang ter protokoler guna memburu jadwal peta kampanye yang mepet itu.Jika belajar dari jejak digital Hj.Fery, perempuan intelektual yang memilih profesi Ibu rumah tangga ini ingin punya waktu lebih untuk berburu suasana sosial kota Ternate-Maluku utara, berburu kain batik Tubo yang khas rempah Moloku Kie Raha, ber utuh cita rasa rempah Ternate yang tersohor global itu dan hendak menapaki jejak -jejak sejarah yang selama ini beliau hanya tahu dari buku-buku sejarah atau diceritakan sang suami ketika kembali dari pengabdian Indonesia Mengajar dahulu.
Lalu, seberapa besar persiapan menyambut kunjungan Ibu Hj.Fery ke Malut ?.Sejauh terpantau, persiapan yang serius dan besar memang ditujukan menyambut capres Anies Baswedan.Waktu seolah terkontrak bahwa hanya tanggal 26 Januari 2024 lah seluruh energi dan perhatian tercurah.
Hitung saja ini lawatan observasi, sehingga apapun riaknya besok, semua magnet yang normal-normal saja.Saya percaya, apapun kondisi Kunjungan besok, bukan gambaran utuh tentang kunjungan capres Anis besok.Selain dadakan, Anies adalah Aniesnya orang Maluku utara dimana Survey elektabilitas tetap menempatkannya sebagai pemenang.
All ! Ibu Fery silaturahmi ke Kota Ternate dan Maluku utara itu tetap bernilai strategis.
Pertama, kedatangan Ibu Hj Fery ini semakin memompa dan melecut semangat anak-anak Moloku Kie Raha dalam kinerja pemenangan dan pengawasan segenap relawan dan partai politik pengusung serta rakyat Maluku utara bahwa keluarga capres Anies Baswedan tidak main-main dan serius dengan gerakan politik keadilan dan kemakmuran yang mereka ambil.
Ke dua, Sebagai seorang intelektual, kemampuan Ibu Fery merekam kondisi Malut yang sebenarnya adalah kedatangan yang diharapkan.Paling tidak kunjungannya untuk merekam potensi dan kembalinya bisa menjadi promosi gratis bagi industri kreatif yang lagi berkembang positif di Kota Ternate.Kain batik Tubo akan kita harapkan diblow up Ibu Hj.Fery bisa menasional, cita rasa Rabu-dabu aneka rasa nya orang ternate, kopi jahe dan kopi-kopi yang lain bakal menjadi pengalaman berharga bagi pengembangan industri kreatif Ternate-Maluku utara.
Sekalian belajar mencicipi popeda sagu tumang, Dabu-dabu manta/mentah, kasbi/ubi rebus, sayor kohu/sayur mentah (daun pepaya, daun ubi rebus, popare/pare, ka ang panjang) dapse ala Kota Ternate-Maluku utara(***)
Komentar