Namanya juga politik. Dikit-dikit bilang hoaks, supaya publik gak percaya. Dari pada bilang “hoak” dan itu bentuk kampanye yang tidak bermutu, kenapa tidak memasifkan saja gagasan-gagasan Prabowo yang diungkap di debat? Atau sosialisasikan saja prestasi Prabowo di Kemenhan, seperti food estate, misalnya. Ini akan menjadi dialektika yang mencerdaskan buat rakyat. Tidak hanya bilang: hoaks…hoaks…hoaks… Gak mutu !
Nah, di dalam debat terakhir malam ini, gagasan hebat apa yang ingin ditawarkan Anies Baswedan, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden? Yang selalu tidak luput dari perhatian publik, sikap seperti apa yang ingin ditunjukkan oleh para capres, terutama Prabowo? Sematang apa emosi capres, utamanya Prabowo mengingat dua debat sebelumnya hal ini justru mendapat perhatian khusus?
Kenapa menyoal emosi? Dua debat sebelumnya, sikap emosional capres telah merusak suasana debat. Gagasan tidak keluar, jawaban ngelantur. Isi kepala bungkam karena faktor emosional. Di sinilah, debat capres menjadi rusak. Semakin rusak ketika debat diwarani dengan adu joget. Sesuatu yang tidak pada tempatnya.
Dalam debat malam ini, kita juga ingin lihat bagaimana kecerdasan Anies Baswedan bertanya kepada Prabowo, dan kenakalan Ganjar menggoda emosi Prabowo? Harapan publik: debat malam ini lebih menarik dari debat-debat sebelumnya. Tidak ada lagi capres yang emosional. Publik menunggu gagasan-gagasan cemerlang dari pada capres.
Satu hal yang perlu diperhatikan: “Jangan merasa jadi korban debat ketika tidak bisa menjawab. Lalu, di luar teriak-teriak yang tidak proporsional. Playing victim-lah…”. Itu sikap pengecut !
Jakarta, 4 Pebruari 2024
Komentar