oleh

*MK Gak Bakal Kontra Penguasa*

-HEADLINE, OPINI-300 Dilihat

Pesimis atau optimis itu urusan psikologi. Itu wilayah perasaan, kaitannya dengan motifasi diri. Tentu saja ini sangat baik dan positif. Tapi, dinamika persidangan dan pengaruh politik yang mengawal sengketa pilpres ini adalah susunan fakta lain yang juga bisa dijelaskan secara ilmiah. Variabelnya bisa diurai secara detail kira-kira apa yang akan diputuskan MK nanti. Paham? Pada waktunya nanti saya akan jelaskan dengan pendekatan teori “social determinism”.

Baca Juga  Pilkada Taliabu, Panggung Kekalahan Aliong, Alien, Fifian dan Citra Mus

Sebagai sarana untuk menyuarakan keadilan, sekaligus untuk sosialisasi pesan agar pemilu-pemilu berikutnya tidak lagi menabrak UU dan merusak demokrasi, gugatan paslon 01 dan 03 ini sangat bagus sekali. Inilah yang memang harus dilakukan. Sebuah pesan moral dan konstitusional untuk jangka panjang. Meski tak akan terealisir selama penguasanya tidak punya niat dan keinginan untuk merealisasikannya

Baca Juga  Pemerintahan Bassam-Helmi Tuai Apresiasi BPK

Ada ungkapan Lord Acton (1834-1902) yang sangat populer: “power tends to corrupt, absolute power corrupts absolutely”. Kekuasaan cenderung korup dan tiran, itu benar adanya. Langkah paling pertama dilakukan untuk menuju ke tirani adalah melemahkan semua kekuatan yang berpotensi jadi lawan. Termasuk diantaranya dengan cara menyandera.

Jadi, apakah para hakim MK hanya akan tunduk pada fakta persidangan dan mengabaikan kondisi politik di luar ruang sidang? Anda pasti sudah tahu jawabannya.

Baca Juga  Bocor Halus “PERANG KOTA DI MULAI”.

Jakarta, 12 April 2024

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *