oleh

Raja di Panggung Demokrasi

Pertama, demokrasi sebagai asas fundamental telah diakui oleh hampir seluruh negara di dunia. Kedua, demokrasi sebagai asas kenegaraan telah memberikan arah bagi peranan rakyat untuk menyelenggarakan negara sebagai organisasi tertingginya.

Di Indonesia, misalnya, demokrasi telah diterapkan sejak masa-masa awal kemerdekaan meski secara bentuk berbeda-beda di tiap zaman. Indonesia pernah menerapkan sistem demokrasi liberal, demokrasi terpimpin, demokrasi perwakilan, hingga demokrasi dengan skema pemilihan presiden-wakil presiden langsung seperti yang sekarang berlaku.


Benturan Idiologi, Nilai dan Budaya Monarki dalam Siatem Demokrasi dan Posisi Ideal Raja di Panggung Demokrasi.

Benturan dan gesekan nila dan budaya kepemimpinan tak bisa dielakan dalam Raja dipanggung Demokrasi.

Baca Juga  Mantan Gubernur Malut Terbaring Kritis di RSUD CB,

Seiring Idiologi, Budaya dan nilai-nilai demokrasi masih terus dikembangkan yang mengandung pengertian kemampuan manusia yang berupa sikap dan aktivitas yang mencerminkan nilai-nilai demokrasi seperti menghargai perbedaan, dan kebebasan yang bertanggung jawab.Cita-cita pemerintahan demokratis ini sulit diwujudkan pemerintahan berbasis nilai monarki atau raja.

Pertanyaan kritisnya, apakah raja  dalam sistem demokratis bisa mendorong penguatan budaya, nilai dan sistem demokrasi ?

Baca Juga  Simak ! Ini Rencana Strategis 100 Hari Kerja Bassam -Helmi

Pertanyaan ini penting karena dalam sistem demokrasi sangat dibutuhkan Budaya demokrasi yang memungkinkan praktek kekuasaan dan praktek sosial yang dapat menghindari tindak sewenang-wenang terhadap warganegara karena Negara demokrasi mengakui supremasi hukum. Negara dengan praktik pemerintahan yang dipilih oleh rakyat.

Demokrasi memungkinkan seluas-luasnya interaksi demokratis yang kritis, pro kontra, kebebasan berbicara dan berpendapat serta kritik yang seringkali bebas nilai bakal berbenturan dengan kekuasaan yang bercirikan nilai dan dikelola dengan nuansa kerajaan.

Baca Juga  Mantan Gubernur Malut Kritis, Ribuan Doa Kesembuhan Mengalir

Banyak kalangan skeptis tentang masa depan raja di panggung demokratis dalam memperkuat tatanan demokrasi apalagi tidak diinstitusionalisasikan dalam sistem seperti dalam monarki konstitusional.

Bagaimana Raja sebagai pemimpin dalam sistem demokrasi yang sangat bising oleh kritisme publik bisa bertahan menghadapi dinamika demokrasi yang bebas nilai ? Bagaimana pula dengan pendukung atau barisan pendukungnya ? Itulah pertanyaan-pertanyaan yang mengawal dinamika raja dipanggung demokrasi.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *