Semua lembaga survei, tanpa terkecuali, merilis Anies sebagai calon gubernur Jakarta dengan elektabilitas tertinggi. Jauh melampaui nama-nama calon yang populer dan beken.
Litbang Kompas misalnya, merilis survei terakhir. Anies tertinggi, disusul Ahok, lalu Ridwan Kamil. Hanya saja, Litbang Kompas gak merilis berapa angka elektabilitas Anies vs Ahok ketika head to head. Kenapa? Ya, anda bisa tanyakan ke Kompas. Mungkin hasilnya terlalu jomplang. Di sini, ada kesan kurang fair.
Elektabilitas Anies di Jakarta relatif stabil. Kenapa? Karena pemilih Anies itu die hard. Pendukung dan pemilih militan. Ini yang sangat diperhitungkan oleh bakal calon lawan Anies. Ini mungkin yang membuat Ridwan Kamil dan Kaesang balik kanan.
DPP PKS dan Nasdem sudah deklarasi Anies for gubernur Jakarta. DPW PKB dan DPD PDIP Jakarta sudah menyatakan dukungan kepada Anies Baswedan. Keduanya secara resmi menunggu surat dari DPP.
PAN mulai mempertimbangkan untuk ikut mengusung Anies di pilgub Jakarta. Apa artinya? Lirikan PAN ke Anies bisa diartikan bahwa partai-partai di Koalisi Indonesia Maju (KIM) asuhan presiden Jokowi sudah mulai cair. Kabarnya, Prabowo akan bersikap netral terhadap pilgub Jakarta. Dengan sikap netralnya Prabowo sebagai penguasa baru ini akan memberi ruang demokrasi yang lebih fair. Sikap netralnya Prabowo menjadi gambar gembira bagi rakyat Indonesia akan masa depan demokrasi yang hidup kembali. Dimulai di arena pemilu. Tidak sebagaimana pemilu-pemilu sebelumnya yang punya kesan menakutkan dan mengerikan, karena didominasi oleh berbagai pelanggaran dan ancaman. Anda yang tidak mengamati dengan fokus dan serius, tentu tidak setuju dengan pernyataan ini. Itu hak anda untuk setuju atau tidak setuju.
Komentar