Jika Anies Baswedan bisa berlayar dengan PKS-PDIP, dan Nasdem berada di pihak lawan, maka nama Nasdem akan kembali buruk di mata “umat”. Umat yang dimaksudkan di sini sekali lagi adalah pendukung Anies. “Umat” tidak akan memberi ruang kepada Nasdem untuk bisa dipercaya kembali. Tuduhan terhadap Nasdem, Surya Paloh, bahkan TV kepunyaan Surya Paloh akan kembali ke titik awal: musuh “umat”. Semua perjuangan Surya Paloh selama ini untuk mengembalikan nama baiknya di mata “umat” menjadi sia-sia.
Jika Anies maju dan menang dengan tiket PKS-PDIP, maka dua partai ini yaitu PKS dan PDIP adalah pihak yang paling besar investasinya untuk lima tahun kedepan di perpolitikan Indonesia. Keduanya, meski jadi oposisi kekuasaan Prabowo-Gibran, tapi harapan masa depan makin besar dengan panggung yang dimiliki Anies Baswedan di Jakarta.
Tapi, apakah PKS bersedia “istiaqamah” usung Anies bersama PDIP? Mengingat Ahmad Syaekhu, presiden PKS di depan Sufmi Dasco, ketua harian Gerindra, meminta agar tidak hanya PKB dan Nasdem yang diajak gabung, tapi ajak juga PKS. Apa artinya? PKS ingin sekali dan lebih nyaman gabung bersama KIM di kekuasaan Prabowo. Apa konsekuensinya? Lepaskan Anies, dan dukung calon KIM di pilgub Jakarta. Cagub dari KIM, cawagub dari PKS. Formasi ini membuat PKS untung lebih besar. Orang bilang: PKS menang banyak.
Apapun yang terjadi nanti, satu komentar dari saya: “itulah politik”. Anda suka atau tidak, itu urusan anda. Emang gue pikirin…
Komentar