oleh

Pilkada Hal-Sel :Silahkan Berkompetisi Tapi Jangan Kehilangan Akal Waras dan Kesantunan

Kita boleh dibayangi kegalauan atau kegelisahan yang mendalam bahwa Bassam bertemu H.Thaib itu sebuah ancaman kekalahan, namun jangan sampai kehilangan akal sehat kesantunan.Jika sampai terjadi itu berbahaya bagi negeri Halmahera Selatan.

Bassam memang tengah menakutkan bagi orang-orang primordialisme galau yang memposisikan dirinya sebagai musuh dan lawan dari Bassam Kasuba.Sebab terlalu banyak potensi kekuatan politik yang dipunyai putra mantan Bupati Hal-Sel dua periode ini.

Pertama Bassam Kasuba adalah incumben.Tampuk kekuasaan Hal-Sel yang sedang berada digenggaman Bassam saat ini jelas mengganggu lamunan barisan yang berkepentingan dengan kekuasaan Hal-Sel.Harus ada langkah untuk men sleding tackle menghambat bahkan menghentikan langkahnya apapun itu alis menghalalkan segala cara.Padahal Bassam biasa -biasa saja tuh.

Baca Juga  Tahun Anngaran 2025, Pemda Hal-Sel Mandi DAK

Ke dua, ketika Bassam melanjutkan kebijakan pembangunan jalan di pulau Makian yang kebijakanyablahir di era Us-Bas, mereka kek orang meriang damang goyang padahal bagi Bassam itu biasa saja tuh .Bahwa warga Makian punya hak mendapatkan diatribusi pembangunan yang adil.Andai Bassam memiliki hati seperti yang dipersepsikan, pembangunan hotmix jalan di pulau Makian itu dibatalkan Bassam Kasuba atau dialihkan ke wilayah Togale tapi tidak kan.Kita belum tahu ni, Rumah Sakit Prima di Rabutdaiyo yang jadi jualan issu politik selama ini jika tendernya sudah rampung bakal tamba meriang nih.RSP pulau Makian ini bisa jalan lagi karena duit Rp.1,5 milyar itu atas upaya Bassam Kasuba telah dikembalikan dan pembangunan RSP sudah bisa jalan lagi.

Baca Juga  On The Spot Ke Waringin, Obi, Bupati Bassam Juga Tinjau SDN 186

ke tiga, struktur pemerintahan yang adil bagi seluruh kekuatan sosial di hal-sel yang dibangun kembali Bassam Kasuba rupanya mengusik orang-orang yang masih bernostalgia dengan superioritas dan hegemoni sosial.

Bro & Sis ! Jaman sudah berubah moderat, semua orang bertumbuh dalam ruang sosial-politik yang egaliter, tidak ada lagi keistimewaan dan privelage bagi kekuatan tertentu, semua lalu bersaing secara profesional.Jangan karena kita berkuasa, penjaga sekolah pun diangkat sebagai pejabat, itu tidak bisa apalagi struktur itu struktur anak kampong, itu bukan eranya lagi.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *