oleh

Reportase (1) Rindu Baitullah. MAMA…KAMI KEMBALI MENGETUK PINTU BAITULLAH.

Tiba di J Hotel Bandara pukul 5 sore. Setelah Chek in, dilanjutkan dengan makan malam di Restoran Hotel.

Sambil diskusi kecil berempat tentang beberapa hal teknis perjalanan dan seputar masalah ibadah.

Waktu 9 jam menjelang pemberangkatan, malam hari adalah suasana pengkondisian hati.

Tuntunan agama, orang yg ke tanah suci harus lakukan proses pensucian diri, karena ia akan brangkat di tanah yang suci, bertemu dengan TUHAN zat yang Maha Suci, berjumpa dengan Nabi manusia suci.

Maka hendaklah hamba yang brangkat juga dalam keadaan sucii bersih.

Apa yang harus disucikan? minimal ada 3 hal : (1)Bersihkan hati dgn shalat taubat dan istigfar (2) Bersihkan pergaulan dgn minta maaf terutama pada orang terdekat (3) Bersihkan harta dengan sedeqah.

Tiga hal inilah yg kami ihtiarkan. Maka usai shalat isya, Kami menelfon sahabat, kerabat dan kolega, orang tua, mertua dan orang terdekat mohon maaf dan keihlasannya, sebelum juga video call pada Mama Mareku Tidore, sehari sebelumnya juga pada saudara kami masing-masing, baik dari Gorontalo maupun di Ternate dipagi hari menjelang keberangkatan.

Baca Juga  Reportase (2) : Makkah Sambutlah Kami

Satu yang tidak boleh dilupakan adalah meminta maaf pada orang tua (termasuk mertua). bagi yang sudah tiada kirimkan Al-fatiha terutama utk Mama Rini ” Ya Allah sayangilah Mama Rini di sisi-Mu. Sungguh kami mengenang jasa-jasanya, karena jerih payah dan tetesan keringatnya keduanya menjadi penyebab kami dapat memenuhi panggilan-Mu.

Lapangkanlah kuburan mereka juga bapak dan Ibu mertua kami yang sudah tiada.

Dan tak terasa air mata kembali tergenang di pelupuk mata.

Apalagi saat menyakskan video kenangan umroh dengan Mama Rini dengan Back sound tembang Afgan editan Dina yang menyayat hati.

—ooo—

Menjelang tidur, bibir penuh dgn untaian doa dan istigfar, mengingat diri yg penuh salah dan dan khilaf, sengaja maupun yang tidak disengaja. inilah salah satu getaran Baitullah.

Baca Juga  Puisi Esay Tutup Tahun: WAKTU YANG MElURUH, WAKTU YANG MEMBENTUK

Masih di tanah air saja sudah terasa getaran sentuhan spirutualnya.

— 000—

Pukul 03.30, kami bangun shalat Tahajud, dilanjutkan dengan shalat sunat Taubat. setelah itu mandi sunat ihram di hotel.

Pukul 04.15, masuk waktu shalat subuh, kami shalat subuh dan dilanjutkan dengan shalat sunnah safar (perjalanan).

Pukul 05.00, cek out hotel untuk menuju ke Bandara Soetta yang didahului dengan doa yang membatin penuh harap dan tawakkal :

Ya Allah, pagi hari ini kami serahkan perlimdungan diri kami, keluarga kami, dan anak kami dalam penjagaan-Mu

Peliharalah kami dengan penjagaan iman dan liputan kasih sayang-Mu.

Ya Allah, sungguh kami mohon perlindunganmu dari kesulitan dan kesedihan hati dalam perjalanan ini.

Setelah membaca tasbih dan tahnid dilanjutkan dengan munajah :

Baca Juga  Puisi Esay Tutup Tahun: WAKTU YANG MElURUH, WAKTU YANG MEMBENTUK

Ya Allah jika kami bersedekah pada orang yang paling dekat dengan kami. Maka seperti yang disebutkan oleh para Ulama kami.

Ya Allah, kubeli dengan sedeqah ini, keselamatan dalam safar/perjalanan kami.

Peliharalah kami dari segala yang kami bawa dan keselamatan dari segala sesuatu yanng menyertai perjalanan kami.

Peliharalah kami dengan penjagaan iman dan liputan kasih sayangmu.

Ya Allah, sungguh kami mohon perlindungan-Mu dari kesulitan dan kesedihan hati dalam perjalanan ini.

—000—-

Tiba di Bandara, Jalani proses chek In, dan selanjutnya menunggu di Gate 2 B Internasional utk flyght to Jeddah.

Trimaksh atas semua doa dan Mohon Maaaf ats segela kehilafan.***

Cengkareng, Jumat 27 Desember 2024.

Referensi :

1.Mustaqim. 2018. Rindu Baitullah : Dasyat Umrah & Haji, Jakarta.QimPress.

2 M.Rusli Amin. 2013. Umrah : Fenomena Spirirtual Manusia Moderen.Jakarta.Al-Mawardi Prima.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *