oleh

Reportase (2) : Makkah Sambutlah Kami

TIKET KEHIDUPAN

Oleh : M.Guntur Alting/Dosen Filsafat UMJ Jakarta.

——-

JAM di arloji saya menunjukan pukul 17.30, berarti telah hampir 7 jam kami berada di pesawat Garuda Indonesia flyght Jakarta- Jeddah. Kebanyakan penumpang nyaris tertidur lelap.

Saya sendiri sejak pesawat take off tepat 09.00 tidak bisa tidur. Memang kebiasan sejak dulu tak pernah bisa tertidur untuk penerbangan jauh.

Baca Juga  Puisi Esay Tutup Tahun: WAKTU YANG MElURUH, WAKTU YANG MEMBENTUK

Biar terkesan produktif, saya mengisi waktu, dengan mencoba buka NOTEBOOK yang sengaja dipersiapkan untuk keperluan catatan reportase perjalanan, memenuhi permintaan redaktur 2 media digital. (Pikiran Ummat dan Media Rakyat) yang dipimpin sahabat saya wartawan senior Usman Sergi.

Saya bersyukur karena tersedia, tempat colokan dan meja kecil di depan tempat duduk , yang memungkinkan setiap penumpang untuk membaca buku, majalah atau memainkan jari untuk mengetik.

Baca Juga  Reportase (1) Rindu Baitullah. MAMA...KAMI KEMBALI MENGETUK PINTU BAITULLAH.

Di atas keyboard “mini leptop” itu, saya mencoba merenung. Jari-jari tangan perlahan bergerak. Tapi apa yang harus saya tulis? menjadi problem berikutnya. Akhirnya muncul ide, untuk menulis tentang judul ini.

–000—

Ketika berada di RUANG TUNGGU Bandara. Melihat begitu banyak manusia.Pikiran saya melanglang buana, dari mana dan akan ke mana sekian banyak orang yang berkumpul sesaat di airport itu.

Baca Juga  Reportase (1) Rindu Baitullah. MAMA...KAMI KEMBALI MENGETUK PINTU BAITULLAH.

Inilah salah satu tanda kekuasanTuhan. Dialah yang menjadikan manusia beragam warna kulit, agama , bangsa, bahasa, dan suku, berhimpun dalam subuah airport dan pesawat yang sama.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *