oleh

Catatan (3) : TERLUKA DI THAIF

–000–

Di hari ke-10, Rasulullah dan Zaid bin Haritsah diusir dengan cara yang keji. Mereka menggunakan anak-anak kecil untuk melempari Rasulullah dengan batu.

Rasulullah terpojok. Tubuhnya terluka dilempari batu. Wajahnya berdarah. Zaid yang berusaha melindungi Nabi pun terluka. Dikisahkan Sang Nabi sampai harus bersembunyi di sebuah kebun kurma milik Utbah bin Rabi’ah. Area kebun kurma itu masih ada hingga saat ini, diabadikan sebagai salah satu monumen sejarah bahwa Nabi Paling Lembut Kekasih Allah pernah terluka dan bersembunyi di sana.

Di kebun kurma itulah Nabi berdoa kepada Allah, “Ya, Allah, kepada-Mu aku mengadukan kelemahan kekuatanku, kekurangan siasatku, dan kehinaan di hadapan manusia. Wahai Yang Paling Pengasih di antara para pengasih, Engkau adalah Rabb orang-orang yang lemah, Engkau adalah Rabbku. Kepada siapa Engkau serahkan diriku? Kepada orang jauh yang bermuka masam kepadaku, ataukah kepada musuh yang akan menguasai urusanku?

Baca Juga  JET DARAT ITU BERNAMA "HARAMAIN EXPRESS"

Mendengar doa itu, Utbah yang mengintip dari pinggir kebunnya merasa tersentuh. Ia pun memanggil budaknya yang beragama Nasrani, Addas nama budak berkulit hitam itu. Utbah memerintahkan Addas untuk memberikan setandan anggur kepada lelaki yang berdoa di kebunnya dalam keadaan terluka.

“Addas, ambillah setandan anggur dan berikan kepada orang itu!” kata Utbah.

Addas pun menjalankan perintah tuannya. Ia mengambil setandan anggur dan mendekati lelaki yang ditunjukkan oleh tuannya tadi.

Melihat kedatangan Addas, Rasulullah tersenyum. Setelah Addas mempersilakan Sang Nabi mengambil anggur yang dibawanya, Muhammad memetik satu butir anggur seraya mengucapkan terima kasih.

Baca Juga  Catatan ke ( 7) RINTIHAN SELAMAT TINGGAL BAITULLAH

Sebelum memakan sebutir anggur itu, Rasulullah membaca basmalah : Bismillāhirrahmānirrahīm” (Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang).

Mendengar ucapan Sang Nabi, Addas kaget bukan kepalang. Ia merasa apa yang diucapkan Rasulullah barusan mirip dengan agama Nasrani yang dianutnya. Setelah berdialog dengan Nabi, Addas akhirnya menyatakan syahadatnya. Ia memeluk Islam setelah menyegarkan tenggorokan Sang Nabi dengan sebutir anggur. Betapa indah keislaman Addas.

Namun, Utbah tidak berkenan dengan keputusan budaknya itu. Ia pun mengusir Rasulullah, Zaid, dan Addas dari kebunnya. Dakwah Rasulullah di Thaif memang sangat berat. Kisah ini diabadikan dalam berbagai tarikh sebagai salah satu episode terberat dalam perjalanan dakwah Rasulullah.

Baca Juga  In-Memoriam : Sosok Penuh Warna (Itu) Telah Berpulang

Tentu saja, Allah tidak tega melihat kekasih-Nya diperlakukan sedemikian rupa. Maka diutuslah malaikat Jibril untuk menjawab doa Sang Nabi. “Wahai Muhammad Kekasih Allah, jika engkau mau, akan aku timpakan gunung-gunung ini kepada orang-orang Thaif agar mereka binasa.” Dikisahkan dalam berbagai riwayat, bahkan para malaikat penjaga gunung sudah bersiap membenturkan gunung-gunung batu untuk menghimpit orang-orang Thaif yang telah melukai Nabi.

“Tidak, wahai Jibril. Jangan. Sesungguhnya mereka belum tahu,” jawab Rasulullah. “Saya hanya berharap kepada Allah SWT, andaikan pada saat ini mereka tidak menerima Islam, mudah-mudahan kelak mereka akan menjadi orang-orang yang beribadah kepada Allah SWT,” lanjutnya.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *