Saya bertanya dalam hati, benarkah ini semua yang dikehedaki Tuhan untuk kita datang? Apa yang saya saksikan saat ini seolah – olah tidak menunjukan bahwa tempat ini merupakan tempat dimana Nabi yang kita cintai dan hormati lahir dan menghabiskan masa kecil dan perjuangannya di kota ini.
Bahkan tak satupun yang dapat menjadi petunjuk bahwa kota ini merupakan kota kelahiran agama Islam.
Ke arah mana pun kita berjalan, tidak satu pun tempat menunjukan bahwa tempat tersebut adalah tempat yang sama di mana Nabi Muhammad berjalan ketika itu.
Makkah kuno tempat Nabi lahir dan berjuang telah tiada? jika kita ingin mengetahui tempat dimana Nabi lahir kepada kita hanya akan ditunjukan Hotel Hilton Makkah, sejumlah bangunan menjulang tinggi. Kalau kita ingin rumah Siti khadijah binti Khuwailid, Istri pertama Nabi kita akan ditunjukan toilet umum oleh pemandu.
—000–
Saat kami memasuki kota Makah 3 hari lalu, disetiap sudut kota kami menyaksikan billboard besar yang memajang brand-brand terkenal seperti Cartier,Tiffani and H & M dan Sturbuck-Cafes.
Begitu kita berjalan ke arah Masjid Haram. Kita hanya akan menyaksikan bangunan tinggi, jam Abraj Al Bait yang mejadi towernya. Hotel-hotel bintang 5 seolah-olah mengawasi kita dari atas, dan ini sangat MENGGANGGU karena mejadi sumber arogansi di tempat di mana seharusnya lebih menekankan kerendahan hati.
Ka’bah, yang ketika itu menjadi satu-satunya struktur bangunan tertinggi di Makkah yang dapat dilihat dari jauh, kini hanya menjadi satu titik diganti oleh gedung-gedung mewah yang mengelilingi kompeks agamis tersebut.
Bahkan hotel Al-Eba berdampingan Hotel Anjum tempat saya menginap, dari kamar hotel lantai 15 kelihatan jelas ka’bah dibawahnya yang begitu kecil.
Saat melaksanakan ibadah shalat ada hal yang kontras yang saya rasakan. Di dalam masjid kita dan semua jamaah rasakan suasana spirtual hingga membuat jamaah MENANGIS “sesunggukan” karena aura ka’bah yang begitu kuat.
Tapi begitu keluar masjid nampak dihadapan kita Mall dan hotel- hotel yang di bawahnya terdapat pusat perbelanjaan yang menawarkan aneka ragam prodak yang menggoda sikap konsumeris.
Padahal kita baru saja meraskan getaran ka’bah, tapi tak berselang lama keluar masjid kita beralih ke getaran Kapitalisme HEDONIS. ***
Bersambung….( Part.2)
——
Hotel Al-Ebaa Makkah. Kamis 2 Januari 2025. Pukul 15.25, waktu KSA
Komentar