Catatan ke (10) :BURSA), SALJU ABADI DAN SURGA BELANJA MURAH
Biasaya mereka akan menginap di hotel selama 8 hari. Sedangkan turis asal Amerika, Australia dan Eropa itu lebih memilih wisata budaya dan mengunjungi museum. Itupun dilakukan selama 21 hari di seluruh kota di Turki yang memang banyak banget museumnya yang mengenang masa lalu.
Green Mosque dan Tomb (makam) Bursa
Dari Uludaq kami melanjutkan perjalanan ke Masjid Hijau. Kalau di Istambul ikonnya Masjid Biru atau Blue Mosque, maka di Bursa dikenal dengan Masjid Hijau atau Greend Mosque.
Green Mosque and Tomb Bursa (Masjid Hijau dan Makam Bursa). Penamaan Green Mosque, Masjid Hijau, atau Yesil Camii ini karena warna interior masjid yang sebagian didominasi warna hijau dan toska.
Masjid ini berdiri di atas sebuah bukit, dikenal juga dengan kawasan Yesil atau kawasan Hijau. Taman di samping masjid memang hijau dipandang. Pepohonan rimbunnya menyegarkan udara sekitar, membuat nyaman beribadah atau sekedar melepas penat dengan duduk-duduk di bangku taman. Kami tak lewatkan untuk foto dan video.
Masjid Hijau dibangun antara tahun 1419-1421 oleh Sultan Celebi Mehmet. Perancangnya adalah Haci Ivaz Pasha dengan gaya arsitektur Islam dan Utsmaniyah berupa kubah dan menara. Di depan pintu masuk masjid terdapat bangunan mirip gazebo untuk berwudu.
Tiba-tiba kami di sapa oleh seseorang dengan bahasa Indonesia, perawakannya turki tapi fasih bahasa Indonesia. Iaarahkan kami untuk masuk ke masjid, tapi kami menolak. Ia pun sempat menceritakan bahwa ada wali songo yang dikirim oleh sultan mehmed untuk berdakwah, saya tidak sempat menanyakan Sunan siapa (diantara 9 orang wali) yang ia maksud.
Dari masjid, kami singgah di di sebuah toko (butik) tertulis Rumah Sutera, di dalamnya terdapat jaket wol, kerudung sutra, pasmina, sovenir, pajangan turki, teh-apel dll. Dina dan Irma sempat memborong beberapa kerudung sutera, pajangan sovenir dll.
Di luar toko, Dina bertemu dengan seorang pemuda turki namanya Malik, Ia mengaku punya calon Istri dari jakarta di pasar minggu. Ia sempat memperlihatkan foto calon pasangannya. Saya pun mengajak foto dan video bersama dengan pemuda yang ramah itu.
Di seberang jalan masjid terdapat komplek makam Sultan-Sultan Celebi Mehmet dan keluarganya. Letaknya di atas bukit juga. Kami tidak masuk ke dalam komplek makam, hanya melihat dari bagian depannya saja.
Tidak jauh dari Green Mosque terdapat ‘Silk House’. Deretan rumah bertingkat 3 dengan warna merah, hijau, dan kuning. Rumah ini menawarkan aneka sutra, kaus, lampu warna-warni khas Turki, dan aneka suvenir lainnya. Kerudung suteranya halus. Wajar harganya mahal. Tetapi, harga barang-barang yang lain ternyata juga mahal
|
|
News Feed |
Komentar