oleh

“Catatan Tarada Hambak”.Perkelahian Trump-Zakensky “ Dunia Kanang Dunia Bisnis”

-OPINI-276 Dilihat

Dunia Lagi ramai, insiden Donal Trump, Presiden Amerika Serikat dan Volodomyr Zalensky terlibat perkelahian verbal di meja diplomasi.

Mata dunia terbelalak dan sontak mengarah pada insiden ini mengerut.Bagaimana tidak, perkelahian pada forum diplomasi  dua kepala negara yang terlibat kemitraan strategis pada perang Rusia-Ukraina yang telah mengubah tatanan global baik politik, pertahanan dan keamanan serta utamanya ekonomi itu.

Insiden diplomatik yang unprediktable.Trump vs Zalensky seolah tak pandang bulu sebagai sahabat dan mitra idiologis yang ironisnya ketika mereka sedang mendiskusikan strategi perang melawan musuh idiologis mereka yakni Vladimir Putin dan atau Rusia.Kita tahu bersama, perang  Rusia versus AS dan Ukraina masih memposisikan diri dalam kemelut idiologis antara komonisme versus kapitalisme.

Bermula, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan mitranya dari Ukraina Volodomyr Zelensky cekcok secara terbuka di Gedung Putih. Adu mulut terjadi saat Zelinsky datang ke AS dan menemui Trump serta Wakil Presiden AS JD Vance membahas perang Rusia dan Ukraina, Jumat.

Baca Juga  KPK, Jokowi dan Pemeberantasan Korupsi

Mulanya Zelensky mempertanyakan condongnya Trump pada Rusia dan mempertanyakan “diplomasi” yang diserukan Vance dalam pertemuan itu, dengan menyinggung pelanggaran komitmen yang dilakukan oleh Rusia selama bertahun-tahun di panggung global. Trump kemudian menyebut Zelensky mempertaruhkan nyawa jutaan orang dan bertaruh dengan Perang Dunia III, serta menuduh Presiden Ukraina itu sangat tidak menghormati negara ini. Sedangkan Vance menuduh Zelensky tidak tahu berterima kasih.

Faktor Trump

Insiden Trump Bersus Zalensky sesungguhnya konflik laten yang sedang manivest.Kita tahu bahwa kebijakan kemitraan AS dengan Ukraina dalam perang Ukraina versus Rusia adalah buah kebijakan Joe Biden dari rezim Partai Demokrat.Demokrat dan Republik sendiri adalah dua partai politik di AS yang memiliki idiologi berbeda secara diametrikal.Demokrat lebih pada isyu-isyu penguatan demokrasi yang bersifat International sementara reublik lebih pada isyu Nasution Al interes atau kepentingan nasional.

Baca Juga  Mengapa KPK belum periksa mantan anggota DPR: Ace, Herman, Ihsan dalam kasus Bansos?

So ! Seiring pergantian kekuasaan AS dari rezim Demokrat ke rezim Republikan, potensi perubahan sikap politik AS sejatinya hanya menunggu waktu terjadi.Sebab antara Partai Demokrat dengan Partai Republik memiliki pandangan politik dalam negeri dan luar negeri yang jomplang.

Duss ! Masuknya AS dalam koalisi perang Ukraina versus Rusia adalah kebijakan idiologis rezim Demokrat dibawah kepemimpinan Joe Biden dari Partai Domkrat.AS dibawah pengaruh rezim Demokrat dengan isyu internationalnya disatu sisi lebih hemat  akan sikap politik perang namun pada sisi lain sigap pada konfrontasi yang melibatkan mitra idiologis nya dengan musuh -musuh idiologis seperti Rusia dan Cina serta Arab atau Timur Tengah.Premis ini bisa kita baca pula pada perang Israel-Palestina, konfrontasi Tiongkok-Taiwan dimana AS ditangan rezim Demokrat tetap keukeh membantu mitranya Israel yang meng genosida kan penduduk Gaza, Palestina.

Baca Juga  Prabowo bukan Presiden Indonesia

Sikap AS ini berubah seiring peralihan kekuasaan ke rezim Trump yang republikan.Partai Republik AS  yang lebih pro pada nasional interes atau kepentingan nasional AS sendiri melihat bahwa keterlibatan vulgar AS di perang Rusia -Ukraina telah mengancam nasional interes AS.Harus ada perubahan sikap yang mutual dengan AS..Bagi penguasa republikan AS, apapun tindakan politik kekuasaan harus berpihak pada kepentingan nasional AS tanpa terkecuali.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *