Sebagai pembanding, ternyata teman saya seorang penganut Katolik bernama Joshua -staff badan dunia UNDP- justru sangat menghormati Guru Tua. Ia kaget saat bertamu di rumah saya dan melihat foto besar Guru Tua terpajang di ruang tamu.
Ternyata sebelum bertugas di Ternate (Maluku Utara), pria asal Kupang (Nusa Tenggara Timur) ini pernah terlibat dalam misi perdamaian pasca konflik komunal di Poso dan Palu beberapa tahun silam. Dan saat di sana, ia sering melihat wajah Guru Tua terpampang di ruang tamu rumah warga di Sulawesi Tengah.
Jujur saja, seumur hidup saya tidak pernah mendengar atau membaca umpatan kasar, liar, dan amoral untuk Guru Tua, seperti yang dikatakan Fuad Plered. Sungguh miris.
Komentar