oleh

Term of Reference (TOR) *MENGENANG SATU ABAD OM DIN*

-BUDAYA-208 Dilihat

Latar Belakang

Benar kata pepatah Melayu yang masyhur sejak berabad silam, “Gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan nama”. Peribahasa ini memiliki makna bahwa setiap orang yang telah wafat pasti akan dikenang sesuai dengan perbuatannya saat hidup di dunia.

Di bulan suci Ramadhan 1446H ini, kami akan menggelar suatu iven untuk mengenang jasa sosok seorang pengabdi yang telah mewakafkan dirinya untuk kemanusiaan. Lebih tepat ia menghabiskan sisa umurnya untuk membangun, merawat, dan memperindah Masjid Al Muttaqien Ternate. Sang Pengabdi itu bernama *Haji Fakhruddin Hendrik* atau lebih dikenal dengan sapaan akrab *Om Din.*

Beliau sangat familiar di tengah publik Maluku Utara, musababnya di samping masjid ada sekolah tingkat SD hingga SMP yang murid-muridnya berasal dari berbagai pelosok dan hampir setiap saat bersua dengan sosok yang murah senyum ini.

Om Din lahir dari ayah serta ibu keturunan Belanda dan beragama Kristen Protestan. Ia lahir di Tasikmalaya, Jawa Barat pada 25 Maret 1925. Ayahnya bernama Robert Emile Johan Williem Hendrik, sedangkan nama ibunya, Johana Ernstine Painten Ronodikromo. Om Din anak ke-empat dari 10 bersaudara.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *