Sejarah perkembangan sebuah kota tak lepas dari sentuhan tangan-tangan para pemimpinya.Itu premis yang yang terbantahkan.Determinasi kekuasaan dan policy maker mewarnai full perkembangan sebuah kota.Demikian perkembangan Ternate sebagai sebuah kota dalam sejarah klasik dan sejarah perkembangan kota modern tak lepas dari peran para pemimpinnya.
Jika para sultan adalah The Founding Father Kota Ternate dalam sejarah klasik, maka sejumlah nama juga mengisi catatan sejarah sebagai The Founding Father perkembangan Ternate modern.Pada dimensi kota yang lain, peran kolonialis juga ikut mewarnai perkembangan Ternate sebagai sebuah kota.
Kota Ternate, sebuah kota yang melegenda dalam sejarah klasik dan tetap eksis terdepan sebagai kota modern khususnya di Maluku utara.Jejak historis menunjukan, Ternate populer sebagai sebuah kota secara global sejak berabad silam.Standingnya sebagai ibukota kerajaan atau kesultanan menandai awal mula peradaban ternate sebagai sebuah kota dan terus berkembang sampai saat ini sebagai sebuah Kota Modern.
Ternate sebagai sebuah kota modern dapat dilihat dari pendapat Herman Oesman, sosiolog UMMU Ternate.Mengutip artikel Sosiolog UMMU, Herman Oesman dengan judul Sosiologi Ternate yang terbit di media Nuansa Malut.Com, Kota Ternate merupakan contoh kota pulau yang memadukan warisan tradisional dan transformasi modern.Artinya, Ternate telah bertransformasi dari kota klasik -tradisional sebagai kota modern.
Para pakar mendefinisikan Kota modern adalah kota yang segala jenis operasinya dilakukan dengan bantuan teknologi modern.Di kota modern semua fasilitas modern tersedia yang penting bagi warga biasa.
Ilham Daeng Makkelo dari Departemen Ilmu Sejarah, Universitas Hasanuddin, dalam Sejarah Perkotaan : Sebuah Tinjauan Historiografis dan Tematis mengklasifikasikan kota dalam 3 jenis perkotaan yakni Kota Tradisional, Kota Kolonial dan Kota Modern.
Ilham mendefinisikan arti kota tradisional secara umum sering diartikan adalah kota pusat kerajaan-kerajaan awal di Nusantara atau ibukota kerajaan yang ada hingga datangnya kekuatan Barat atau tepatnya sebelum pengaruh dan kekua- saan kolonial berlangsung.
Umumnya kota-kota tradisional itu adalah pusat kerajaan-kerajaan di masa lalu. Banyak diantara kota tersebut yang dibangun dengan pertimbangan magis-religius atau makro-kosmos dan kepercayaan setempat.Ada kota tradisional yang dibangun berdasar garis imajiner kepercayaan tra- disional, ada yang berdasar mata angin, atau atas dasar yang lain.
Kota kolonial ditandai dengan benteng dan barak, perkantoran, rumah-rumah, gedung societeit, rumah ibadah vrijmetselarij.
Komentar